Quotes Mahmoud Darwish: Kisah Penyair Asal Palestina yang Mencintai Gadis Yahudi

Quotes Mahmoud Darwish: Kisah Penyair Asal Palestina yang Mencintai Gadis Yahudi

Mahmoud Darwish--net

BACA JUGA:Abu Ubaidah Hamas ke Abu Ubaidah Bin Jarrah, Mengenang Kisah Heroik Pahlawan Besar Pembebas Baitul Maqdis

Melalui pertemuan itu Darwish menyukai Ben-Ami. Mereka sering menulis surat dan bertemu, namun tidak ada yang ingin mempublikasikan kisah cinta mereka.

Dalam wawancara itu Ben-Ami menerangkan "Aku merahasiakan hubungan kami. Saya tidak membukanya. Saya kira karena Komunisme, karena dia orang Palestina, saya orang Yahudi."

Pada tahun 1964 Darwish semakin terkenal, namun satu sisi dirinya banyak mendapatkan masalah, termasuk diantaranya adalah diasingkan dan dipenjara.

Masalah-masalah itu kian membuat jantung hubungan Darwish dan Ben-Ami menegang, bahkan menuju tahap tidak bisa dipertahankan lagi. Sampai muncul puisi Darwish yang sangat terkenal "Di antara Rita dan mataku ada senapan."

BACA JUGA:Kesedihan Rasulullah Saat Istrinya Khadijah Wafat, Sang Pelipur Lara dan Pemberi Semangat

Ben-Ami menjawab puisi itu "Saya menyalahkan diri sendiri atas perpisahan itu. Saya tidak cukup kuat untuk menghadapi kesulitan." Memang ketika itu umur Ben-Ami masih sangat muda sehingga pikirannya belum begitu matang.

Bagi orang Yahudi kisah cinta antara Yahudi dan orang Arab adalah bentuk dari pelanggaran Nasional. Maka dari itu Ben-Ami yang masih muda tak punya banyak pilihan.

Diceritakan bahwa Mahmoud Darwish akhirnya menikah dengan seorang wanita dari Syuriah, tapi pernikahan itu berakhir karena Darwish salalu memikirkan Rita.

Mahmoud Darwish sendiri lahir 13 Maret 1941 di desa Birwa (distrik Acre) dari ayah bernama Salim Darwish sedangkan ibunya bernama Huriyya al-Biqa'i. 

BACA JUGA:Ada Berapa Istri Ali bin Abi Thalib dan Siapa yang Paling Dicintai?

Mahmoud Darwish merupakan anak kedua dari jumlah saudara lima laki-laki dan tiga perempuan.

Pada usia 19 tahun dia menerbitkan buku berjudul Burung-Burung Pipit Tanpa Sayap, berisikan puisi tentang ketertindasan bangsa Palestina oleh Israel.

Pada tahun 1947 terjadi bentrokan antara Palestina dan pasukan Israel, lantaran hal itu Darwish bersama keluarganya mengungsi ke Lebanon Selatan.

Namun demikian, setelah Darwish kembali lagi pada tahun 1949 ternyata kota itu telah sepenuhnya dikuasai oleh Israel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: