Pedagang Muslim Mohamed Hussein Dihina eks Petinggi AS Stuart ‘Islamphobic’ Saldoitz Kini Ramai Pembeli

Pedagang Muslim Mohamed Hussein Dihina eks Petinggi AS Stuart ‘Islamphobic’ Saldoitz Kini Ramai Pembeli

Penapakan pedagang muslim m hussein dihina eks petinggi as stuart ‘islamphobic’ saldoitz kini ramai pembeli. foto: @Rosolak/sumeks.co.--

“Pedagang itu menangganinya dengan baik, dia terus mengatakan tidak bisa berbahasa Inggris agar pria ini pergi. Tapi jelas pedagang ini telah mendapatkan serangan rasis. Tapi ya begitulah Stuart satu lagi manusia menakutkan di dunia,” tandasnya.

Stuart Saldoitz tercatat mantan penasehat Presiden AS Barrack Obama.

Dia bertugas di Direktorat Keamanan Nasional AS untuk Asia Selatan.

Juga Direktur Senior pada Kantor Urusan Israel dan Palestina.

BACA JUGA:Beredar Video Pejuang Houthi Yaman Kuasai Kapal Kargo Israel, Netizen: Tak Banyak Cakap Langsung Bertindak

Stuart Saldoitz akhinya ditangkap setelah video pelecehan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Juga soal ujaran kebencian dan Islamofobia, serta ancaman kepada penjual makanan halal di Manhattan, New York.

Stuart Saldoitz dinobatkan sebagai 'American Zionist of The Week'.

Dia juga sebelumnya melontarkan pernyataan bahwa 4.000 anak-anak di Gaza, Palestina yang tewas karena serangan Zionis Israel itu belum cukup (harus ditambah lagi).

BACA JUGA:TV Prancis Bongkar Perawat Palsu Tuding Hamas Mencuri di Rumah Sakit Al Shifa, Ternyata Buzzer Bayaran Israel 

Belum cukup dengan segala pernyataannya yang menjijikkan itu, Stuart Saldoitz juga mengancam akan menempelkan tanda pada 'gerobak' penjual makanan halal sebuah tanda besar  yang bertuliskan: 

Orang ini (penjual makanan halal) pendukung Hamas" dan menuduh si penjual adalah ilegal karena tidak memiliki izin dan visa. Padahal, faktanya si penjual itu adalah warga negara AS.

Dari peristiwa ini kita menjadi semakin tahu bahwa sejak lama memang AS memiliki 'concern' tertentu terhadap Israel dan Palestina. 

BACA JUGA:Beredar Video Pejuang Houthi Yaman Kuasai Kapal Kargo Israel, Netizen: Tak Banyak Cakap Langsung Bertindak

Memang tidak heran, karena populasi Yahudi dan migrator Zionis ke Palestina untuk mendirikan negara jajahan Israel mayoritas datang dari Amerika Serikat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: