Pusat Penelitian Karet Sembawa Cari Solusi Alternatif Permasalahan Karet, Ini Tujuannya

Pusat Penelitian Karet Sembawa Cari Solusi Alternatif Permasalahan Karet, Ini Tujuannya

Pusat Penelitian Karet Sembawa bersama lembaga riset CIRAD Perancis mengadakan workshop Rubber Agroforestry Breeding Initiative for Smallholders (RUBIS) di aula Hevea Pusat Penelitian Karet di Sembawa.--

BANYUASIN, SUMEKS.CO - Pusat Penelitian Karet Sembawa bersama lembaga riset CIRAD Perancis mengadakan workshop Rubber Agroforestry Breeding Initiative for Smallholders (RUBIS) di aula Hevea Pusat Penelitian Karet di Sembawa.

Kegiatan ini mengundang berbagai stakeholder terkait seperti petani karet, APKARINDO, UPPB, Gapkindo serta dosen dari UGM, UNJA, USU, UNSRI selama dua hari.

"Tujuan dari kegiatan ini mencari informasi dari stakeholder terkait persoalan dan permasalahan karet, serta alternatif solusi," kata Dr Suroso Rahutomo Kepala Pusat Penelitian Karet. 

Nantinya persoalan dan permasalahan yang didapatkan dari petani dan stakeholder terkait dapat dikumpulkan menjadi satu.

BACA JUGA:Lakukan Skrining TBC di Lapas Sekayu, Ditjenpas Bekerja Sama dengan Kemenkes

“Kemudian kita sampaikan ke tingkat yang lebih tinggi," tukasnya.

Diakuinya persoalan atau permasalahan yang dihadapi petani karet saat ini yaitu harga karet yang turun drastis dibandingkan harga 12 tahun lalu.

“Itu masalah utamanya," ungkapnya.

Kemudian produktivitas karet yang rendah dibandingkan dengan negara lainnya, hal itu disebabkan karena belum menggunakan klon karet unggul. 

Selanjutnya kebun karet petani sejak tahun 2019 lalu hingga saat ini diserang penyakit gugur daun. " Jika penyakit gugur daun ini hanya satu kali dalam setahun menyerang karet, sekarang bisa 3 - 4 kali, 'terangnya. 

BACA JUGA:Pengguna Masih Rendah, Pemkot Palembang Lakukan Percepatan Pemasangan Jargas

Sehingga produktivitas karet menjadi turun sampai 30 - 40 persen.

"Harga karet rendah ditambah produktivitas turun," imbuhnya.

Sedangkan untuk melakukan peremajaan kebun karet membutuhkan biaya yang cukup besar, dan membuat petani karet beralih ke komoditi tanaman lainnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: