Merinding Ada Masjid ‘GAIB’ di Puncak Gunung Dempo, Jamaah Banyak, Mahasiswi Nyaris Ikutan

Merinding Ada Masjid ‘GAIB’ di Puncak Gunung Dempo, Jamaah Banyak, Mahasiswi Nyaris Ikutan

Gunung Dempo.--

SUMEKS.CO – Pengalaman mistis bukan hal baru bagi pendaki Gunung Dempo Pagaralam. Memang gunung, hutan, tulang dan kotoran menjadi rumah bagi mahluk halus.

Nah, seperti yang dialami rombongan mahasiswa pencinta alam asal Palembang ini. Rombongan ini terdiri dari laki-laki dan perempuan. Mereka melakukan pendakian. Start dimulai pagi hari, menjelang sore mereka sampai di lembah dan bermalam.

Sesampainya di lembah salah satu anggota rombongan yang merupakan seorang perempuan, mandi dan berwudhu di Telaga Putri.


suasana hutan jenggot panjang umur menjelang puncak Gunung Dempo--

Hingga tibalah waktu magrib. Nah, pendaki perempuan tadi mengambil mukena dan perlengkapan salat lainnya.  BIKIN MERINDING sambil menenteng mukena perempuan itu menuju salah satu bagian di lembah Dempo.

Melihat gelagat temannya, seorang anggota rombongan pun menanyakan kepada hendak ke mana?

BACA JUGA:Bukan Palembang, Pemukiman Kecil di Kaki Gunung Dempo ini Awal Misionaris Kristen Menapak di Sumsel

Lantas dijawab hendak Sholat Maghrib ke masjid. Mendengar jawaban itu, tentu saja rekan-rekan si perempuan bingung. Sebab mereka berada di puncak gunung yang jauh dari masjid.

Saat ditanya masjid mana, si perempuan menujukan salah satu lokasi yang sama sekali tidak ada bangunan. Bahkan, si perempuan mengaku melihat banyak jamaah yang hendak menuju ke masjid.

“Suara azan sekeras itu kalian tidak mendengar. Itu orang-orang sudah rame ma uke masjid,” ujarnya setengah emosi.

Suasa tegang sempat dirasakan rombongan itu. Namun, satu orang diantara rombongan segera mengingatkan si perempuan, bila tidak ada masjid di lokasi itu.

Perempuan itu segera diobati, hingga kondisinya normal kembali.

BACA JUGA:Cerita Mistis 13 Pendaki Gunung Dempo. LANGGAR Larangan, Diminta Tinggalkan 1 Nyawa

Cerita Gunung Dempo ini tidak lepas dari kehidupan masyarakat Pagaralam atau Besemah.

Namun tahukah kamu, nama Dempo ternyata muncul belakangan atau diperkirakan saat zaman Penjajahan Belanda.

Lantas apa nama gunung yang berada di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan ini, sebelum disebut Dempo?

Dikutip dari Pagaralampos.disway.id, sejarawan Besemah (Pagaralam) Ahmad Bastari Suan mengungkapkan, dahulu Gunung Dempo disebut Dempu.

Menurutnya, nama Dempo dulu tidaklah dikenal. Bahkan tak pernah diucapkan samasekali. Dulu kata dia, masyarakat Besemah menyebutnya dengan nama Gunung Dempu.

BACA JUGA:Sesuai Ciri-ciri Atlantis, Banyak Ras Manusia Pernah Mendiami Lembah Dempo

Lalu apa itu Dempu? Terdapat beberapa versi terkait asal usul atau pun arti Dempu. Meski diantaranya hanya cerita turun temurun.

Cerita pertama, kata Bastari, terkait dengan legenda pertapaan orang zaman dahulu.  Orang zaman dahulu menganggap gunung adalah tempat pertapaan.

Mereka yang berhasil lulus pertapaan disebut dengan empu.

“Lama kelamaan, tempat pertapaan itu dinamakan Dempu. Akhirnya gunung itu disebut Dempu,” tuturnya.

Versi selanjutnya masih terkait dengan mitos atau legenda. Bastari menuturkan, legenda ini berawal dari kisah perseteruan antara Puyang Palembang dan Besemah.

BACA JUGA:Jejak Surga Atlantis Ada di Gunung Dempo, Buktinya Berserakan

Dari pihak Besemah dikepalai Raden Dempu. Suatu ketika perselisihan itu memuncak, hingga Raden Dempu mengeluarkan kutukan bagi keturunan Puyang Palembang yang mendaki Gunung Dempu, akan hilang.

Dari nama Raden Dempu itulah diyakini nama Gunung Dempu kemudian disematkan.

Anggota Lembaga Adat Besemah Satarudin sepakat dengan Bastari. Kata Satar, dulu yang dikenal adalah Gunung Dempu. Dempu terang dia, berasal dari Bahasa Melayu Kuno.

“Diambil dari kata dasar di dan empu, yang artinya dianggap mulia,” sebutnya.

Namun, kata mulia tersebut bukan ditujukan kepada gunung. Melainkan untuk penciptanya, yang tak lain adalah Tuhan Yang Maha Esa.

Adapun Pemerhati Budaya Besemah, Mady Lani mengatakan, banyak pendapat asal muasal nama Dempu. Salah satunya berasal dari nama seorang Resi Agung.

BACA JUGA:Kutukan Sakti Puyang Besemah, Keturunan Puyang Palembang Dilarang Mendaki Gunung Dempo

“Sang Hyang Dempu Tahyang,” ucap Mady menyebut nama resi tersebut.

Versi lain, lanjut Mady, berasal dari kata Dahpunta. Dahpunta dikemudian dibaca dalam logat setempat menjadi Dempu, yang bermakna yang diempukan alias dituakan.

Meski tidak ada catatan tertulis pergerakan kata Dempu menjadi Dempo, tapi diyakini terjadi ketika penjajah Belanda masuk ke Tanah Besemah.

Orang Belanda menurut Satar, tak bisa menyebut nama Dempu.

“Kalau dipaksakan, dialeknya akan terdengar lucu,”ucapnya.

Orang Belanda justru lebih mudah menyebut nama Dempo. Entah bagaimana caranya, warga lokal ikut-ikutan menyebutkan nama Gunung Dempo.

Sedangkan nama aslinya yakni Dempu, terkikis habis. Tidak ada lagi nama Dempu digunakan. Justru nama Dempo yang selalu digunakan masyarakat.(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: