JANGAN TERKECOH! Ngaku Muslim, Tak Shalat, Tak Puasa, Haji Bisa Diwakilkan, Agama Baru di Solok Sumbar
--
JANGAN TERKECOH! Ngaku Muslim, Tak Shalat, Tak Puasa, Haji Bisa Diwakilkan, Agama Baru di Solok Sumbar
SUMEKS.CO - Nama agamanya Agama Muslim, tapi bukan Islam. Agama baru ini menggegerkan warga Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar).
Meski aliran keagamaan ini sebenarnya sudah dirintis sejak tahun 1996, oleh satu kelompok masyarakat di Nagari Sumani, Kecamatan Koto Singkarak, Kabupaten Solok.
Agama ini mengakui tuhan bernama Rabbi, yang dianggap menciptakan. Pengikut agama ini tidak mengakui Allah SWT. Sedangkan nabi mereka Nabi Ibrahim, bukan Nabi Muhammad SAW.
Ajaran Agama Muslim ini jauh berbeda dengan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad. Ajaran agama Muslim ini tidak mewajibkan shalat. Tetapi mewajibkan mengingat Rabbi.
Umat agama ini tidak berpuasa, tapi harus mengendalikan hawa nafsu. Wajib berhaji, hanya untuk para guru. Bagi pengikut yang ingin berhaji, bisa diwakilkan kepada guru.
Sehingga seluruh ajaran yang dibawa Nabi Muhammad, tidak dipercayai oleh penganut agama muslim ini.
Asal muasal agama ini dari seorang warga Kota Padang, Sumbar, kemudian dibawa ke Solok, setelah belajar di Surabaya, Jawa Timur, sejak tahun 1996.
"MUI sudah pantau dan investasi. Kesimpulannya agama muslim bukan bagian dari Islam. Mereka sudah keluar dari Islam," tegas Sekretaris Umum MUI Kabupaten Solok, EL Yunus Asmara.
Dengan dinyatakannya Agama Muslim bukan bagian dari Islam, MUI merasa tidak berkewajiban melakukan pengawasan dan pemantauan kepada para pengikutnya. Meski tetap diperlukan pembinaan agar ajaran ini tidak mempengaruhi orang Islam, untuk murtad seperti mereka.
"Yang diperlukan sekarang adalah perhatian dari lembaga yang memiliki perhatian kepada orang Islam. Agar ajaran ini tidak merusak iman orang Islam. Akhirnya menjadi murtad seperti mereka," kata Yunus.
Yunus mengakui MUI kesulitan untuk berdiskusi dan saling bertukar wawasan. Sebab mayoritas guru dan pengikutnya tidak memahami Islam dan tauhid. Apalagi rata-rata tidak berpendidikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: