Membangkitkan Aroma Liberica di Negeri Seribu Parit
Budi memetik biji kopi liberica di pekarangan rumahnya. Berkat pendampingan oleh Sinar Mas Agribusiness and Food, jumlah pohon kopi yang kini dibudidayakan telah lebih dari 2.000 pohon. --
Pada mulanya, Budi tidak memahami jenis kopi apa yang tumbuh di pekarangan rumahnya. Namun setelah ia banyak berbincang dengan para penggemar kopi, ia pun mengetahui bahwa kopi tersebut berjenis liberica, sebuah jenis yang berasal dari negara Liberia.
Kopi ini memiliki aroma pekat yang khas, dengan ukuran pohon dan buah yang lebih besar dibandingkan kopi arabica dan robusta.
Kopi yang dihasilkan dari kebun sendiri memberikan kebahagiaan luar biasa bagi Budi. Ia gemar berkebun, ia gemar meminum kopi, dan semua kegemaran itu bisa ia ciptakan sendiri.
“Ini sebuah hal yang menyenangkan bagi saya. Oleh karena itu, saya ingin berbagi kesenangan kepada orang-orang terdekat, kepada keluarga dan teman-teman saya di sini. Jika telah ada kopi bubuk yang siap seduh, saya selalu bagikan kepada mereka,” ujar Budi.
Lambat laun, semakin banyak orang yang mengenal kopi liberica olahan Budi. Banyak orang yang menyukainya. Pesanan pun mulai berdatangan meski dalam volume kecil.
“Yang memesan itu kerabat saya. Mereka menyukai kopi ini. Saya tidak mematok harga khusus karena saya bahagia jika ada orang-orang yang suka dengan kopi olahan saya,” kata Budi.
BACA JUGA:Saat Libur Panjang, Polres Muara Enim Amankan Sejumlah Objek Wisata
Suatu hari, terbesit ide di kepala Budi. Ia ingin mengajak teman-temannya untuk turut serta berbudi daya kopi liberica.
Ia membayangkan betapa menariknya jika pohon kopi ini tumbuh lestari, menghadirkan lebih banyak kehangatan dan cita rasa bagi banyak orang.
“Saya ingin saling berbagi kopi ini dengan teman-teman. Syukur-syukur jika dapat menghasilkan penghasilan tambahan untuk keperluan sehari-hari,” harapnya.
Namun, ia menyadari proses yang harus ditempuh tidaklah mudah. Ia memiliki keterbatasan pengetahuan dalam budi daya dan pengolahan kopi. Ia pun tidak memiliki banyak pengalaman untuk membentuk sebuah kelompok.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Sumsel Pantau Penyembelihan Kurban di Rutan Palembang
“Saya merasa semangat, begitu juga teman-teman. Kami ingin budi daya kopi menciptakan pemberdayaan yang lebih luas. Namun kami juga bingung bagaimana sebaiknya memulai agar rencana ini berhasil,” keluhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: