Nasionalisme Kebablasan, Panji Gumilang Minta Acara Pernikahan Diawali dengan Indonesia Raya

Nasionalisme Kebablasan, Panji Gumilang Minta Acara Pernikahan Diawali dengan Indonesia Raya

Panji Gumilang mengaggap lagu Indonesia Raya sangat sakral dan ia mengusulkan untuk dinyanyikan saat acara pernikahan.--

Nasionalisme Kebablasan, Panji Gumilang Minta Acara Pernikahan Diawali dengan Indonesia Raya

SUMEKS.CO – Nasionalisme kebablasan. Lagu Indonesia Raya menjadi sangat sakral bagi Panji Gumilang, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun. 

Setiap kegiatan diwajibkan menyanyi lagu Indonesia Raya. Tak Terkecuali momen pernikahan, diawali dengan lagu Indonesia Raya. 

"Tak kalah mengadakan perkawinan pernikahan, acara diawali dengan doa dan Indonesia Raya," ujarnya.

BACA JUGA:Ponpes Al Zaytun Berkiblat ke China, Santri Mau Melanjutkan Sekolah Panji Gumilang Rekomendasikan ke China

Dengan Indonesia Raya, ungkap Panji Gumilang, pengenten akan selalu ingat dengan Indonesia Raya sebagai tanah airnya. 

"Nanti pengantennya akan ingat oh Indonesia Raya tanah airku. Jangan berbuat macem-macem ini tanah airku," ucap Panji Gumilang.

Video ini mendapat beragam komentar warganet, mereka menyebut ini nasionalisme kebablasan. 

Berbagai kontroversi Panji Gumilang ini sudah menjadi perhatian pemerintah. Bahkan organisasi Islam Indonesia, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Nahdlatul Ulam (NU), sepakat ajaran Pondok Pesantren Al Zaytun menyimpang dari ajaran Islam.

BACA JUGA:TERUNGKAP! Ponpes Al Zaytun Miliki Bekingan, Imam Suprianto: Mantan Kepala BIN dan Kepala Staf Kepresidenan

Wapres KH Ma'ruf Amin telah memerintahkan Menkopolhukam Mahfud MD Kementerian Agama untuk menindak pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang. 

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat dengan tegas menyatakan, ajaran di Al Zaytun menyimpang dari ajaran Islam. PWNU Jawa Barat meminta pemerintah turun bersama mengatasi problema aqidah yang terjadi. 

"Kepada pemerintah agar segera menindak tegas Ponpes Al Zaytun dan tokohnya, atas segala penyimpangan yang telah terbukti, berdasarkan kajian ilmiah PWNU Jawa Barat," tegas Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad. 

"Keadaan seluruh stakeholder agar memproteksi masyarakat dari bahaya penyimpangan Ma'had Zaytun," tambah Juhadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: