Subhanallah! Yuk Simak Ini Alasan Allah Menciptakan Serangga Nyamuk, Jangan Kaget Gaes

Subhanallah! Yuk Simak Ini Alasan Allah Menciptakan Serangga Nyamuk, Jangan Kaget Gaes

SUMEKS.CO - Nyamuk bagi manusia merupakan salah satu serangga kecil yang sangat amat mengganggu, bahkan gigitan nyamuk juga dapat menyebabkan penyakit seperti demam berdarah.

Lantas, mengapa Allah menciptakan serangga kecil seperti nyamuk di kehidupan manusia? ternyata ada alasan Allah menciptakan nyamuk.

Dilansir dari akun YouTube @Inspirasi Islami, Minggu 21 Mei 2023, sebagai umat muslim sudah tahu bahwa ciptaan Allah tidak ada yang sia-sia, dan tentunya mempunyai fungsi dan peran masing-masing.

BACA JUGA:Heboh! Kiamat Terjadi Hari Jumat dalam Waktu Berbeda Setiap Belahan Dunia, Begini Penjelasan Rasulullah SAW

Hal itu sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Quran Surat Al Imron Ayat 191 yang pada intinya menerangkan tidak ada satu makhluk pun yang diciptakan Allah menjadi sia-sia.

Seperti, kisah Raja Namrud yang angkuh dan menganggap dirinya sebagai penguasa bumi dan langit yang diazab Allah dengan cara mati dibunuh oleh seekor nyamuk.

Diketahui, Raja Namrud berkuasa pada masa kenabian nabi Ibrahim AS dan Namrud merupakan raja pada kerajaan Babel yang berkuasa selama 400 tahun lamanya.

Dikisahkan, pada saat itu Raja Namrud memerintahkan tindakan keji yang tidak berkeprimanusiaan, yakni memerintahkan prajuritnya membunuh semua bayi yang baru lahir.

BACA JUGA:MASYAALLAH! Buroq Mahluk dari Golongan Hewan Pertama Dibangkitkan Allah SWT Setelah Kiamat

Perintah itu Namrud keluarkan setelah par ahli nujum kerajaan meramalkan, bahwa akan ada seorang anak laki-laki bernama Ibrahim lahir dan akan menjadi musuh Raja Namrud memerangi penyembahan terhadap berhala.

Karena Namrud telah menasbihkan dirinya sebagai dewa serta sebagai pemilik bumi.

Namun atas kuasa Allah, Nabi Ibrahim bisa selamat dan tumbuh dewasa untuk memerangi kesesatan yang dilakukan oleh Raja Namrud bersama pengikutnya.

Lalu terjadilah perdebatan antara keduanya, yang dinilai sebagai konfrontasi antara yang baik dengan yang buruk, dan ketahanan prinsip monoteisme dalam menghadapi prinsip polyteisme.

Sumber: