Produksi Padi Tak Optimal, Petani Minta Pemkab Muara Enim Perbaiki Embung dan Pembangunan Irigasi

Produksi Padi Tak Optimal, Petani Minta Pemkab Muara Enim Perbaiki Embung dan Pembangunan Irigasi

PANEN : Plt Bupati Muara Enim bersama Forkopimda dan stake holder melakukan panen raya padi IP200 di Desa Tanjung Jati.--

Produksi Padi Tak Optimal, Petani Minta Pemkab Muara Enim Perbaiki Embung dan Pembangunan Irigasi

MUARA ENIM, SUMEKS.CO - Para petani yang berasal Desa Lubuk Empelas, Tanjung Jati, Muara Lawai dan Kelurahan Muara Enim, meminta Pemkab Muara Enim untuk melakukan perbaikan Embung (Dam) secara permanent. 

Pasalnya, semenjak Embung tersebut tidak terawat dan jebol, praktis lahan persawahan di  Lecah Paye seluas 1030 hektar sering kekurangan air sehingga produksi padi tidak optimal.

Tebat (Embung, red) tersebut keberadaannya sudah turun temurun dari zaman nenek moyang kami milik masyarakat tiga desa dan satu kelurahan. Kalau Tebat masih bagus kami menggunakan sistim irigasi, namun sejak rusak terpaksa manfaatkan tadah hujan dan mesin pompa, tapi masih saja mengalami kekeringan,” ujar Ketua Forum Kepala Desa Kecamatan Muara Enim Isnaini yang didampingi kades lainnya, Rabu 3 Mei 2023.

Menurut Isnaini yang menjabat sebagai Kades Pagar Jati mengatakan bahwa Embung tersebut dahulunya berbentuk sungai sepanjang 2 km dengan lebar sebaran sekitar 200 meter yang bisa menampung jutaan kubik liter air.

BACA JUGA:Nekat! 2 Pelaku Pencurian Gasak Isi Warung saat Ditinggal ke Gereja

Saat kondisinya bagus, Embung tersebut bisa menampung air, dan jika musim kemarau air yang berada di dalam Embung tersebut bisa diatur untuk dialirkan ke areal persawahan hingga berbulan-bulan sehingga petani bisa bersawah sepanjang tahun minimal dua kali setahun. 

Namun sejak Embung tersebut jebol dan tidak terawat praktis air tidak lagi mengalir ke areal persawahan mereka sehingga petani terpaksa hanya mengandalkan air tadah hujan dan air tanah yang dipompa.

Namun masalahnya, meski sudah dibantu dengan sumur bor sawah mereka kadang-kadang masih kekurangan air.

“Kami ingin, Embung tersebut di dam permanent dan ditinggikan serta pintu airnya dirubah ke arah Kelurahan Muara Enim bukan lagi ke arah Kepur,” pintanya.

BACA JUGA:HOT NEWS! Palak Ketua Distrik Kiwirok, KKB Pegunungan Bintang Ngamuk Tak Diberi Uang, Lepaskan 2 Kali Tembakan

Diceritakan Isnaini, bahwa dahulu sekitar tahun 70-an kebawah, di sekitar Embung tersebut ada tanaman hutan Bakau seluas 50 hektar, namun saat ini sudah tidak ada lagi karena lahannya dirambah dan hutannya dirusak oleh oknum yang tidak bertanggungjawab serta lahannya telah dijadikan persawahan dan diduga telah diperjualbelikan. 

Padahal lahan hutan Bakau tersebut milik masyarakat tiga desa dan satu Kelurahan.

Bahkan pada masa pemerintahan Bupati Muara Enim Nang Ali Solihin dan Hasan Zen, Embung tersebut sering diadakan kegiatan panen raya Ikan dimana seluruh masyarakat pada hari itu diperbolehkan mencari ikan baik didalam Embung maupun diluar Embung dengan cara tradisional seperti menjala, menjaring, mancing dan sebagainya, namun tidak diperbolehkan menggunakan racun putar dan setrum. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: