Nah Lho! Gerah Sering Dijadikan Tameng, Masyarakat Papua Siap Bantu TNI Melawan KKB

Nah Lho! Gerah Sering Dijadikan Tameng, Masyarakat Papua Siap Bantu TNI Melawan KKB

Gerah selalu dijadikan tameng, warga sipil di Kabupaten Intan Jaya Papua Tengah mulai angkat senjata melawan pasukan KKB--

Nah Lho! Gerah Sering Dijadikan Tameng, Masyarakat Papua Siap Bantu TNI Melawan KKB

SUMEKS.CO - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua dikabarkan semakin terdesak, karena kerap menggunakan warga sipil sebagai tameng pada tiap aksi brutalnya.

Karena gerah selalu dijadikan tameng, warga sipil di Kabupaten Intan Jaya Papua Tengah mulai angkat senjata melawan pasukan KKB.

Kapendam XVII/Cendrawasih Kolonel Herman Taryaman menegaskan, hal itu atas inisiatif warga sipil di Kabupaten Intan Jaya sendiri untuk mengusir KKB.

BACA JUGA:Markas KKB di Nduga Bakal Dibom TNI? Begini Permintaan Pilot Susi Air ke Pemerintah Indonesia

"Karena masyarakat resah dan ikut angkat panah untuk mengusir KKB apabila datang ke kampung mereka," ujar Kapendam dalam keterangannya, Selasa 26 April 2023 kemarin.

Dikatakan Kapendam, selama dua hari berturut-turut sejak 24 hingga 25 April aksi KKB aksi menjadikan rakyat sipil sebagai tameng membuat nyawa warga pun terancam.

Herman menerangkan, saat kontak tembak terjadi, warga dipaksa oleh KKB dijadikan pelindung mereka sehingga situasi tersebut menyulitkan TNI memukul mundur KKB.

Masih dikatakan Herman, pada beberapa waktu lalu KKB Papua berupaya menyerang aparat TNI Yonif 305/TKR dengan menggunakan 2 pucuk senjata api laras panjang.

BACA JUGA:Markas KKB di Nduga Bakal Dibom TNI? Begini Permintaan Pilot Susi Air ke Pemerintah Indonesia

Serangan KKB Papua itu, lanjut Herman terjadi di Kampung Sambili Kabupaten Intan Jaya, namun saat kontak tembak terjadi kelompok KKB melarikan diri.

Tidak hanya di Kampung Sambili, serangan brutal KKB Papua juga terjadi di Kampung Kusage dan Mamba Bawah.

Sehingga serangan tersebut ternyata memicu keributan antara gerombolan KKB dengan masyarakat di tiga kampung tersebut.

Menurut Herman, hal tersebut memicu masyarakat mulai berbalik arah menyerang KKB Papua meski dengan senjata seadanya seperti batu dan busur panah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: