Markas KKB di Nduga Bakal Dibom TNI? Begini Permintaan Pilot Susi Air ke Pemerintah Indonesia

Markas KKB di Nduga Bakal Dibom TNI? Begini Permintaan Pilot Susi Air ke Pemerintah Indonesia

Pilot Susi Air yang masih ditahan oleh KKB.--

Markas KKB di Nduga Bakal Dibom TNI? Begini Permintaan Pilot Susi Air ke Pemerintah Indonesia

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Jagat media sosial dikejutkan dengan munculnya video Pilot Susi Air, Kapten Philip Mehrtens, yang sedang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua di Nduga, Papua.

Dalam video yang tersebar tersebut, Pilot Susi Air meminta kepada Pemerintah Indonesia khususnya TNI dan Polri yang tengah melaksanakan misi penyelamatan, supaya tidak menggunakan bom.

"Kondisi saya baik-baik saja," ungkapnya dalam video yang dikutip SUMEKS.CO dari akun @katadata di media sosial Helo.

BACA JUGA:NGAKAK! Tuntut Merdeka Tapi Minta Jatah Dana Desa. Drama KKB Sandera 3 Tukang Ojek

Pilot Susi Air ini juga mengatakan bahwa perlakuan KKB terhadap dirinya juga baik. Karena, meskipun sudah disandera sejak 7 Februari 2023 lalu, KKB tetap memberikannya makan dan minuman.

"Saya masih hidup, masih sehat, saya makan yang baik dan minum yang baik," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Pilot Susi Air ini lalu menyampaikan permintaan kepada Pemerintah Indonesia bahwa untuk proses penyelamatannya nanti supaya tidak menggunakan bom.

"Karena bom akan membahayakan saya dan orang-orang yang berada di wilayah sini. Jadi tidak usah lepas bom," pintanya.

BACA JUGA:TUNGGANG LANGGANG. KKB Lari Diusir Warga Pakai Panah. Perlawanan Rakyat Menguat, KKB Makin Terpojok

Pilot Susi Air juga mengaku bahwa dirinya diajak tinggal berpindah-pindah tempat oleh KKB. Saat berjalan menyusuri hutan, Pilot Susi Air ini juga mengaku diperlakukan manusiawi oleh KKB.

"Saya tinggal bersama-sama dengan orang di sini, kita duduk bersama, jalan bersama, istirahat bersama, dan tidak ada masalah dengan saya,” jelasnya.

Sebelumnya, Panglima TNI Yudo Margono telah meningkatkan status operasi TNI di Papua menjadi siaga tempur.

Strategi ini dilakukan usai KKB menyerang 36 personel TNI saat upaya penyelamatan pilot Susi Air tersebut pada 15 April 2023 lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: