Harap-harap Cemas! Pasca FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sanksi Lain Menanti

Harap-harap Cemas! Pasca FIFA Batalkan Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Sanksi Lain Menanti

Ilustrasi--

SUMEKS.CO - Ibarat kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula, inilah peribahasa yang layak disematkan kepada Indonesia saat ini. Betapa tidak, sudah rugi triliunan rupiah, saat ini Indonesia sedang dibayang-bayangi sanksi dari FIFA pasca dihapuskannya Indonesia dari tuan rumah Piala Dunia U-20.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo mengungkapkan, saat ini Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Erick Thohir, sedang melakukan lobi ke FIFA supaya Indonesia tidak terkena sanksi.

"Saat ini lobi sedang berjalan dilakukan oleh Ketum PSSI, kita terus memberikan dukungan apa yang dilakukan Pak Erick," ungkap Dito di Jakarta, Senin, 3 April 2023.

Dalam kesempatan tersebut, Dito berharap, lobi yang dilakukan Ketum PSSI, Erick Thohir berhasil dan Indonesia tidak terkena sanksi dari FIFA.

BACA JUGA:Piala Dunia U-20 2023, Usai Indonesia Dicoret Giliran Timnas Israel Dogoyang, Bisakah Diusir

Terpisah, Ketum PSSI, Erick Thohir mengaku, saat ini dirinya sedang menunggu undangan FIFA yang sedang melakukan FIFA Council untuk kembali melakukan pertemuan membahas transformasi sepak bola nasional.

"Saya sudah menerima instruksi dari Presiden Jokowi, salah satunya adalah agar Indonesia terhindar dari sanksi FIFA usai pencabutan status tuan rumah Piala Dunia U-20 2023," sebutnya.

Menurut Erick, dirinya akan bekerja keras untuk kembali bernegosiasi agar Indonesia terhindar dari sanksi yang bisa terjadi. 

"Dari suratnya itu jelas bahwa FIFA sedang mempelajari dan mempertimbangkan sanksi untuk Indonesia," kata Erick.

BACA JUGA:Penyebab Masih Misteri, Piala Dunia U-20 Batal di Indonesia, Kerugian Capai Rp 3,7 Triliun

Erick menjelaskan, Indonesia pernah disanksi FIFA pada 2015 lalu yang mengakibatkan tim nasional dan klub-klub Indonesia tidak bisa berlaga di kompetisi internasional.

"Kita tidak ingin sanksi itu diberikan kembali ke Indonesia, karena akan menjadi sebuah kemunduran bagi sepakbola nasional," sebutnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: