Usang Sungging, Nenek Moyang Warga Tanjung Batu Ogan Ilir yang Makamnya Setia Dijaga Burung Perkutut

Usang Sungging, Nenek Moyang Warga Tanjung Batu Ogan Ilir yang Makamnya Setia Dijaga Burung Perkutut

Inilah kondisi makam Usang Sungging yang terletak di Desa Tanjung Batu Seberang Kecamatan Tanjung Batu Ogan Ilir, Minggu, 5 Maret 2023.-Foto : Hetty/SUMEKS.CO-

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Terbentuknya sebuah daerah seringkali sarat dengan cerita rakyat mengenai asal usul daerah tersebut. Di Kabupaten Ogan Ilir, banyak sekali cerita rakyat mengenai asal usul desa. 

Salah satunya, Desa Tanjung Batu yang saat ini sudah berubah menjadi Kelurahan Tanjung Batu, Tanjung Batu Timur, dan Tanjung Batu Seberang Kecamatan Tanjung Batu.

Asal usul Desa Tanjung Batu tak terlepas dari nama Abdul Hamid atau Usang Sang Sungging yang lebih dikenal dengan sebutan Sang Sungging.

Berdasarkan cerita rakyat Tanjung Batu yang turun temurun, Sang Sungging merupakan seorang patih di Kesultanan Palembang. Sang Sungging berasal dari keturunan kerajaan dari Pulau Jawa dan menetap di Kesultanan Palembang.

BACA JUGA:Sosok Usang Meranjat dan Usang Rimau, Cikal Bakal Berdirinya Desa Meranjat di Ogan Ilir 

Sang Sungging terkenal dengan beberapa keahliannya, seperti rancang bangun, melukis, mengukir atau memahat, bahkan menyiapkan rencana-rencana yang akan dilakukan oleh istana.

Sang Sungging sangat dekat dan sudah dipercaya layaknya anggota keluarga oleh Sultan Palembang. Pada suatu hari, Sang Sungging mendapat mandat dari Sultan untuk membuat lukisan utuh permaisurinya. 

Mendapat tugas tersebut, Sang Sungging menyanggupi dengan senang hati. Siang dan malam dia melukis permaisuri demi Sultan. Saat lukisan tersebut selesai, Sang Sungging menatap hasil pekerjaannya, ia membayangkan wajah kegembiraan Sultan. 

Lama dia berdiam sampai dia tertidur sekejap. Tanpa disadarinya, tinta yang digunakannya menetes ke lukisan yang sudah jadi tersebut.

BACA JUGA:Pesona Pantai Supi di Ogan Ilir, Pasir Hitam Nan Eksotik yang Hanya Muncul Saat Musim Kemarau

Keesokan harinya dengan perasaan bangga, Sang Sungging menghadap Sultan dan menyerahkan lukisan yang dibuatnya. Alangkah terkejutnya dia, bukannya pujian yang diterima tetapi malah caci maki. 

Melihat lukisan tersebut, Sultan murka dan marah tanpa bisa terbendungkan. Sultan menghardik Sang Sungging dengan pernyataan yang penuh kecurigaan, dari mana Sang Sungging tahu kalau di paha kiri atas (dekat kemaluan) istrinya terdapat tahi lalat sebagaimana hasil lukisan tersebut. 

Mendapat hardikan pernyataan tersebut, Sang Sungging justru bingung bukan kepalang. Usut punya usut, ternyata hasil tetesan tinta yang tanpa disengaja dan disadari oleh Sang Sungging waktu dia mengantuk malam itu jatuh tepat di paha sebelah kiri atas dari lukisan permaisuri, sehingga menyebabkan Sultan menuduh jika Sang Sungging telah berselingkuh dengan istrinya.

Mendapat tuduhan seperti itu, Sang Sungging berusaha menjelaskan hal yang sebenarnya. Akan tetapi, kemarahan Sultan sudah tidak bisa dielakkan lagi. Sang Sungging pun diminta meninggalkan istana, bahkan diancam akan dihukum gantung. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: