Demi Sangingi ChatGPT, Google Pamer Chatbot Al

Demi Sangingi ChatGPT, Google Pamer Chatbot Al

--

SUMEKS.CO - Google akan segera memperkenalkan bot pencarian AI-nya di tengah tekanan dari ChatGPT. Perusahaan dikatakan sedang mengatur tingkat risiko yang  diambilnya saat meluncurkan teknologi tersebut.

Sepertinya Google mengkhawatirkan keberadaan ChatGPT keluaran OpenAI. 

Chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) ini telah menggemparkan dunia teknologi selama beberapa bulan terakhir karena kemampuan mereka untuk memberikan informasi yang mereka cari kepada pengguna dalam format yang mudah dipahami. 

Google melihat ChatGPT sebagai ancaman bagi bisnis pencariannya dan telah mengubah rencananya dalam beberapa minggu terakhir.

BACA JUGA:Kakanwil Harun Sulianto Sambangi Bupati Belitung Timur, Ada Apa?

Menurut laporan tersebut, CEO Sundar Pichai mendeklarasikan "kode merah" dan mempercepat pengembangan kecerdasan buatan. 

Google dilaporkan bersiap untuk memperkenalkan setidaknya 20 produk berbasis AI dan chatbot ke mesin pencarinya tahun ini, setidaknya beberapa di antaranya akan diumumkan pada konferensi I/O pada bulan Mei.

Proyek AI  Google menyertakan alat pembuat gambar, versi AI Test Kitchen yang ditingkatkan (aplikasi yang digunakan untuk menguji prototipe), mode gaya layar hijau untuk TikTok, dan alat yang dapat membuat video.

Ada juga fitur yang disebut Uji Coba Belanja (mungkin mirip dengan yang  dikembangkan Amazon), pembuat wallpaper untuk ponsel Pixel, dan alat bertenaga AI yang  memudahkan pengembang  membuat aplikasi Android. 

 BACA JUGA:Pengendara Sepeda Motor Listrik Wajib Punya SIM

Sementara itu, Dilansir Engadget Selasa 24 Januari 2023 Pichai mengatakan,  mengundang pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin bulan lalu untuk bertemu dengan eksekutif saat ini untuk meninjau rencana AI dan memberikan masukan. 

Kedua pendiri tersebut tidak banyak terlibat dengan perusahaan sejak 2019, mereka tidak banyak berinteraksi sehari-hari dengan perusahaan karena mereka fokus pada proyek lain.

Google telah bekerja untuk mempercepat proses persetujuan produk dan memastikan bahwa teknologi berbasis AI  adil dan etis. 

Selain itu, perusahaan sedang mengatur tingkat risiko yang diambilnya saat meluncurkan teknologi tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: