Pindah Partai, PM Thailand Kembali Nyalon Perdana Menteri

BANGKOK, SUMEKS.CO – Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha sepertinya ogah melepas jabatannya. Lepas dari Partai Palang Pracharath yang mengusungnya, mantan pejabat militer Thailand itu maju dalam pemilu melalui Ruam Thai Sang Chart alias Partai Negara Thailand yang Bersatu (UTN).

Purnawirawan jenderal itu berharap bisa terpilih lagi sebagai pemimpin pemerintahan di Thailand pada pemilu Mei nanti.

Politikus 68 tahun itu pindah ke partai baru, yaitu Ruam Thai Sang Chart alias Partai Negara Thailand yang Bersatu (UTN).

Prayuth menegaskan bahwa dirinya maju sebagai calon Perdana Menteri pada pemilu Mei nanti, karena ingin melanjutkan pekerjaan yang belum selesai. 

"Saya ingin tetap menjabat PM bukan karena kekuatan atau keuntungannya, tapi karena ada pekerjaan yang belum selesai. Negara harus maju," kata Prayuth, seperti dikutip The Straits Times.

BACA JUGA:Insiden Pelemparan Bus Timnas Thailand oleh Suporter Indonesia Diadukan ke AFF, Lengkap Bukti Foto dan Video

Hal disampaikan pada momen peresmian dirinya menjadi anggota UTN yang berlangsung di Queen Sirikit National Convention Centre. Berdasar konstitusi, Prayuth hanya bisa menjabat maksimal dua tahun lagi.

Prayuth berjanji akan menyelesaikan masalah korupsi dan kemiskinan. Partai UTN baru berdiri setahun lalu. Pendiri UTN adalah penasihat Prayuth, Pirapan Salirathavibhaga. Dia dulu juga berasal dari Partai Palang Pracharath.

The Diplomat melaporkan perpecahan di tubuh Palang Pracharath. Karena itulah Prayuth memilih ganti partai. Palang Pracharath mengusung Prayuth sebagai PM di Pemilu 2019, meskipun dia bukan anggota resmi partai saat itu. Saat ini ada ketegangan antara Prayuth dan Wakil PM Prawit Wongsuwan, pemimpin Palang Pracharath.

Prayuth berpotensi memiliki pesaing berat saat pemilu. Dalam berbagai survei, dia kalah oleh Paetongtarn Shinawatra dari Partai Pheu Thai. Paetongtarn adalah anak perempuan termuda dari mantan PM Thaksin Shinawatra sekaligus keponakan mantan PM Yingluck Shinawatra. Dalam survei National Institute of Development Administration (NIDA), misalnya, dia memimpin dengan perolehan dukungan 34 persen. Prayuth hanya mendapatkan 14,05 persen.

Beredar spekulasi, Thaksin akan kembali pulang ke Thailand jika Partai Pheu Thai menang dan putrinya menjadi PM. Namun, hal itu dibantah oleh pemimpin Partai Pheu Thai Cholnan Srikaew.

Menurut dia, fokus utama partai adalah pemulihan situasi negara lebih dulu. Tidak ada pembicaraan soal kepulangan Thaksin dari pelarian. Thaksin melarikan diri pada 2008 sebelum dijatuhi hukuman oleh MA.

 

Sumber: