Data Statisk 2022, Angka Kemiskinan di Lahat Turun Sebesar 0,85 persen, Tapi Garis Kemiskinan Meningkat
Badan Pusat Statistik Lahat melaporkan perkembangan statistik 2022. -Foto: Heru/sumeks.co-
LAHAT, SUMEKS.CO – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lahat merilis data statistik di Kabupaten Lahat tahun 2022. Disebutkan, dalam kurun waktu satu tahun terakhir Pemkab Lahat berhasil menurunkan Angka Kemiskinan (P0) sebesar 0,85 persen.
Jika dibanding tahun 2021 penduduk miskin di Kabupaten Lahat sebanyak 68 ribu jiwa atau mencapai 16,46 persen, tahun 2022 turun jadi 65,39 ribu jiwa sebesar 15,61 persen. Penurunan angka kemiskinan ini, rupanya penurunan tertinggi dalam kurun 6 tahun terakhir.
Namun bila melihat Garis Kemiskinan (GK) di Kabupaten Lahat, rupanya selalu naik setiap tahunnya. Pada tahun 2022, mengalami kenaikan sebesar Rp27.943 (kapita/bulan).
Ini kenaikan pertama kali yang melebihi Rp 500 ribu, tepatnya Rp 513.085 (kapita/bulan). Dimana pada tahun 2018 lalu, kenaikan tertinggi GK di Lahat hanya sebesar Rp 34.133 (kapita/bulan).
BACA JUGA:Awal Tahun Harga Karet Rp9.000/kg, Petani di OKI Masih Keluhkan Terlalu Murah
Kepala BPS Lahat, Muhammad Dedi mengatakan, kurun waktu 18 tahun terakhir, Angka Kemiskinan di Kabupaten miliki tren menurun. Jika dilihat dari tahun 2016 sebagai titik pertama, angka kemiskinan turun pada tahun 2017 sebesar 0,30 persen.
Kemudian turun lagi pada tahun 2018 sebesar 0,66 persen. Angka kemiskinan sempat naik 0,03 persen pada tahun 2020, dan naik lagi sebesar 0,51 persen pada tahun 2021. Namun penurunan cukup signifikan terjadi pada tahun 2022, yaitu sebesar 0,85 persen.
“Pada tahun 2022 jumlah penduduk miskin turun drastis, dari 68 ribu jiwa jadi 65,39 ribu jiwa. Penurunan terjadi karena Pemkab Lahat mampu menekan inflansi di masyarakat. Dengan cara menjalankan sejumlah program kerakyatan,” terang Dedi, Rabu 4 Januari 2022.
Berdasarkan data hasil Survei Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, rata-rata pengeluaran perkapita perbulan penduduk Kabupaten Lahat sebesar Rp1.118.652. Dengan proporsi 54,86 persen untuk pengeluaran makanan, dan 45,14 persen lagi untuk pengeluaran non makanan.
BACA JUGA:Jembatan Tol Terpanjang di Indonesia Ada di Sumatera Selatan
“Tapi ada yang harus diwaspadai, yakni masyarakat yang masuk kategoti Garis Kemiskinan Ekstrem (GKE). Jika tidak segera ditanggulangi, akan kembali menambah angka kemiskinan,” ujarnya. Masyarakat yang masuk kategori GKE tersebut ialah, masyarakat dengan pengeluaran dibawah Rp10.739 perkapita perhari, atau Rp 322.170 perkapita perbulan.
Sementara itu Bupati Lahat, Cik Ujang SH menyambut baik pelaporan yang disampiakan BPS Lahat. Menurutnya, Pemkab Lahat dan BPS Lahat harus terus bersinergi agar bisa menurunkan angka kemiskinan di Kabupaten Lahat.
Dikatakannya, Pemkab Lahat selama ini telah berupaya untuk mensejahterahkan masyarakat. Baik membuat keluar dari kemiskinan maupun lakukan perbaikan pembangunan.
“Saya yakin kita bisa memecahkan persoalan kemiskinan ini. Nampaknya BPS Lahat belum keluarkan semua strategi untuk penegntasan kemiskinan ini,” ujar Cik Ujang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: