Pundang, Ikan Asin Seluang Putih Khas Musi Banyuasin

Pundang, Ikan Asin Seluang Putih Khas Musi Banyuasin

Pundang khas Muba. foto: istimewa--

PALEMBANG, SUMEKS.CO – Lain lubuk lain ikannya. Begitulah peribahasa untuk menyebut berbagai jenis ikan asin yang biasa dibuat oleh nelayan atau warga.

Warga Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumsel mengenal salah satu kuliner Pundang, ikan asin terbuat dari seluang putih. Karena dibuat dari ikan seluang pilihan, tidak heran harganya mencapai Rp150 ribu-Rp200 ribu per kg. 

Warga luar Muba pasti menyebutnya ikan asin. Namun bagi warga Muba, pundang terbuat dari seluang putih yang biasa hidup di sungai. Khususnya Sungai Musi yang mengalir dari Palembang sampai ke beberapa kabupaten/kota di Sumsel. 

Membuat Pundang hampir sama dengan memproduksi ikan asin lainnya. 

Darmadi, salah satu pejabat Pemkab Muba menuturkan, membuat Pundang sama dengan proses pembuatan ikan asin lainnya. Seperti ikan asin bagus, sepat, dan ikan laut lainnya yang dijadikan ikan asin. 

BACA JUGA:Pj Bupati Muba Serahkan DIPA Petikan dan Daftar Alokasi TKDD TA 2023 

“Membuat Pundang diawali dengan menyiangi ikan Seluang putih. Ikan seluang putih yang telah disiangi selanjutnya direndam dengan air garam. Garam yang dimasukkan dalam air saat merendam seluang putih, tidak boleh banyak karena akan membuat pundang terlalu asin. Setelah direndam beberapa jam, barulah ikan seluang putih dijemur. Penjemurannya tidak harus sampai kering seperti ikan asin lainnya. Karena kalau terlalu kering akan membuat semakin menyusut seluang putih yang akan dijadikan pundang,” jelas Kabid di Dinas Perdagangan Muba ini. 

Setelah dijemur, terang Darmadi, barulah ikan seluang putih yang dijadikan ikan asin beralih nama menjadi Pundang. Pundang dengan berat 1 kg dijual antara Rp150 ribu-Rp200 ribu. Pundang biasanya dibeli warga untuk oleh-oleh.

“Pundang dikemas menggunakan plastik dan beratnya sudah ditakar. Paling sedikit  kemasan setengah kilogram,” ujar Darmadi. 

Pundang, lanjut Darmadi, jarang ditemui di rumah pindang di Muba. Kuliner khas Muba tersebut biasanya hanya dimakan untuk konsumsi pribadi di rumah. Yang dijual di rumah makan pindang, biasanya ikan seluang goreng yang dibuat krispi.

BACA JUGA:Sempat Buron, Bendahara Kantor Camat Lalan Muba Segera Disidang

“Mungkin karena harganya yang mahal, menjadi pertimbangan pemilik rumah makan tidak menghidangkan Pundang pada menu pindang,” terangnya. 

Pundang jarang ditemui di toko oleh-oleh di Palembang. Pundang biasanya dijual di Kota Sekayu, Muba atau sepanjang jalan Sekayu-Betung kawasan Desa Bailangu, Epil, dan Desa Lumba Jaya. “Pedagang yang menjual ikan salai biasanya menjual juga Pundang,” pungkasnya. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: