Harga TBS Sawit di Muratara Merangkak Naik, Sekarang Rp 2.400 per Kilogram

Harga TBS Sawit di Muratara Merangkak Naik, Sekarang Rp 2.400 per Kilogram

Petani Sawit di Kabupaten Muratara mulai bergairah menyusul kenaikan harga TBS Sawit.-Foto: Zulqarnain/sumeks.co-

MURATARA, SUMEKS.CO - Wajah petani sawit di Kabupaten Musi Rawas Utara (MURATARA) kembali sumringah. Ini menyusul adanya kenaikan harga komoditas unggulan jelang akhir tahun. 

Dalam waktu lima hari terakhir, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di wilayah ini merangkak naik dan bertahan di posisi Rp 2.400 per kilogram.

Indra, petani sawit asal Kecamatan Rawas Ilir menuturkan, petani sawit akhir-akhir ini mulai kembali bergairah seiring bergeraknya harga komoditas sawit yang tadinya, sempat jatuh di bawah Rp 1.000  per kilogram.

"Alhamdulillah sekarang sudah ada kenaikan harga, sawit sudah tembus Rp 2.400 per kilogram di pabrik. Kalau di tingkat petani berkisar Rp 2.200 per kilogram," katanya.

BACA JUGA:Tuntut Dipekerjakan, Warga Rawas Ilir Protes Tutup Aktivitas Tambang Batubara PT TPE

Petani berharap TBS sawit terus alami penguatan harga. Sehingga kondisi itu bisa membantu kesejahteraan masyarakat. Di Muratara penghasilan utama warga diwilayah ini sangat di dominasi komoditas perkebunan karet dan kelapa sawit.

Sehingga jika terjadi kenaikan dan penurunan harga kedua komoditas tersebut, akan secara langsung mempengaruhi ekonomi warga.

"Kalau harga karet dan sawit jatuh, otomatis daya beli masyarakat berkurang dan banyak terjadi aksi kriminalitas. Itu karena warga butuh makan," ungkapnya. 

Saat ini perkebunan di Muratara lebih didominasi kebun kelapa sawit. Kondisi itu terjadi, karena masyarakat menganggap perawatan kebun sawit lebih mudah. Pabrik CPO kelapa sawit mudah dijangkau, dan biaya perawatan murah.

BACA JUGA:Cara Mudah Membuat Laksan, Makanan Khas Palembang

Petani berharap harga TBS sawit ini akan terus menguat hingga akhir tahun dan kembali normal di posisi Rp 3.500 per kilogram.

"Kemarin sempat tembus Rp 3.500 per kilogram. Sempat rkonomi masyarakat meningkat tapi sayang tidak bertahan lama," keluhnya.

Sementara itu Bupati Muratara, H. Devi Suhartoni mengungkapkan saat ini kondisi masyarakat khususnya di Muratara sedang tidak baik-baik saja. Berdasarkan informasi yang dia dapat tidak menutup kemungkinan inflasi akan terus meningkat seiring situasi pasar internasional yang tidak stabil.

Bupati mengajak seluruh masyarakat kembali ke ladang, dengan membudidayakan tanaman holtikultura, selain mengandalkan perkebunan inti seperti sawit dan karet. Karena kedua harga komoditas itu, sering turun secara drastis dan dianggap tidak stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: