Pemimpin Negara G7 Lakukan Pertemuan Mendadak di Sela KTT G20, Apa Agendanya?

Pemimpin Negara G7 Lakukan Pertemuan Mendadak di Sela KTT G20, Apa Agendanya?

Pembukaan KTT G20 Bali. --

BALI, SUMEKS.CO - Pertemuan darurat dilakukan beberapa kepala negara di sela-sela menghadiri KTT G20 di Bali, Rabu 16 November 2022. Mereka adalah Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Presiden AS Joe Biden, dan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak. 

Beberapa kepala negara tersebut mengadakan pertemuan mendadak di sela-sela kegiatan G20. Peristiwa itu terpotret dalam foto yang dirilis Reuters pada Rabu 16 November pagi. Mereka duduk bersama di satu meja dalam pertemuan darurat tersebut.

Negara anggota G7 melakukan pertemuan darurat di sela-sela KTT G20 di Bali, menyusul insiden jatuhnya rudal di wilayah Polandia dekat perbatasan dengan Ukraina. Pertemuan tersebut dikonfirmasi oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Teuku Faizasyah.

Dia menyebut pertemuan darurat seperti itu biasa terjadi dalam konferensi internasional, termasuk dalam hal ini KTT G20 yang diselenggarakan di bawah presidensi Indonesia. “Kami mengikuti adanya emergency meeting yang dilakukan G7+, itu bagian dari dinamika yang biasa terjadi pada suatu konferensi internasional,” kata Faizasyah ketika ditemui di sela-sela KTT G20.

BACA JUGA:KTT G20 Nusa Dua Bali: Presiden Jokowi Minta Perang Dihentikan

Faizasyah menegaskan pertemuan darurat pemimpin negara-negara G7 tersebut tidak akan mengganggu agenda hari kedua KTT G20, meskipun perlu dilakukan penyesuaian pengaturan waktu. Pertemuan yang juga dihadiri dua pemimpin negara lain, yaitu Spanyol dan Belanda, dilakukan sebelum para kepala negara G20 dijadwalkan melakukan penanaman bakau di Taman Hutan Rakyat Ngurah Rai, Bali.

Karena pertemuan G7, agenda penanaman bakau yang semula dijadwalkan pukul 09.00 WITA mundur dan terpantau hingga menjelang pukul 10.00 WITA.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menyambut kehadiran para kepala negara G20 di lokasi tersebut. Sebelumnya diberitakan, Polandia menyebut roket buatan Rusia telah jatuh di sebuah desa dekat dengan perbatasan Ukraina pada Selasa 15 November 2022, dan menewaskan dua orang.

Presiden Polandia Andrzej Duda mengatakan sejauh ini Polandia tidak memiliki bukti konklusif yang menunjukkan siapa yang menembakkan rudal yang menyebabkan ledakan di fasilitas pengeringan biji-bijian tersebut. Duda mengatakan bahwa kemungkinan besar Polandia akan meminta konsultasi berdasarkan Pasal 4 aliansi militer NATO setelah ledakan itu.

BACA JUGA:Ini Fakta Sosok Kim Koen Hee, Istri Presiden Korea Selatan yang Curi Perhatian Publik di KTT G20

Duda berbicara setelah Perdana Menteri Mateusz Morawiecki mengatakan bahwa Polandia akan meningkatkan pengawasan wilayah udaranya setelah insiden tersebut. “Kami memutuskan untuk meningkatkan kesiapan tempur unit terpilih angkatan bersenjata Polandia, dengan penekanan khusus pada wilayah udara,” ujar dia. Di lain pihak, Kementerian Pertahanan Rusia membantah bahwa rudal Rusia menghantam wilayah Polandia dan menggambarkan laporan itu sebagai "provokasi yang disengaja yang bertujuan untuk memanaskan situasi".

"Tidak ada serangan terhadap sasaran di dekat perbatasan negara Ukraina-Polandia yang dilakukan dengan alat penghancur Rusia,” kata Kemlu Rusia. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang ledakan di Polandia. (antara/jpnn)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: