Cerita Kakek Hattani Tersesat 24 Jam di Hutan Keramat, Bergulat dengan Buaya dan Diganggu Makhluk Bertaring

Cerita Kakek Hattani Tersesat 24 Jam di Hutan Keramat, Bergulat dengan Buaya dan Diganggu Makhluk Bertaring

Hattani (59), warga Desa Tarikan Kecamatan Muara Kumpeh Provinsi Jambi, menceritakan pengalamannya saat hilang di Hutan Keramat Desa Tanjung Atap.-Foto: Hetty/sumeks.co-

OGAN ILIR, SUMEKS.CO - Hattani (60), seorang kakek warga Desa Tarikan Kecamatan Muara Kumpeh Provinsi Jambi, sempat menghebohkan warga di dua desa, yakni, Desa Tanjung Atap dan Desa Tanjung Atap Barat.

Betapa tidak, Selasa, 8 November 2022 lalu, sekitar pukul 18.00 WIB, Kakek Hattani dilaporkan hilang saat ikut dengan keponakannya untuk melihat bangsal sapi di Hutan Keramat Desa Tanjung Atap. Keesokan harinya, sekitar pukul 15.30 WIB, Kakek Hattani ditemukan warga dalam kondisi sehat.

Kepada SUMEKS.CO, Kakek Hattani menceritakan awal mula dirinya dinyatakan hilang. Sebelumnya, Hattani memang ikut bersama keponakannya Awaludin untuk mencari sapinya yang berada di bangsal sapi yang berada di seberang desa.

Setelah dua jam mencari sapi, namun tidak kunjung ketemu, akhirnya Awaludin berniat mengambil nanas di kebun nanas mereka yang tak jauh dari bangsal sapi milik Awaludin. Keponakannya tersebut lalu meminta Kakek Hattani untuk menunggu saat dirinya mengambil nanas.

"Saya menunggu dan tidak kemana-kemana, posisi saya tetap disana saat Awal minta saya menunggu. Saya tidak berani kemana-mana, karena saya kan baru pertama kali kesini dan tidak paham jalan," jelasnya.

BACA JUGA:Home Industry Miras Oplosan di Banyuasin Dibongkar, Diedarkan di Wilayah Sumsel hingga ke Bangka

Setelah lama menunggu dan hari kian gelap, Kakek Hattani pun memutuskan untuk mencari jalan keluar dengan cara menyusuri jalanan yang tampak lebar. Namun, usaha Kakek Hattani untuk menemukan jalan keluar tidak berhasil.

"Saat menyusuri jalan, saya bertemu dengan seorang wanita cantik berambut pirang. Dia bertanya kepada saya mau kemana, namun tidak saya gubris. Wanita itu pun menghilang," ceritanya.

Kemudian, Kakek Hattani melanjutkan perjalanan untuk mencari tempat istirahat. Di tengah pencariannya, tiba-tiba Kakek Hattani bertemu dengan seekor buaya besar. Keduanya pun terlibat perkelahian hebat, namun Kakek Hattani berhasil menaklukkan buaya tersebut.

"Saya bilang ke buaya itu bahwa saya tidak takut, alhamdulillah saya berhasil mematahkan moncong buaya tersebut," ucap Kakek Hattani sembari menunjukkan bekas luka di tangannya akibat berkelahi dengan buaya.

BACA JUGA:Kawasan Sekanak Dikenal Sebagai Pusat Pemerintahan Sultan Palembang

Karena saat itu hujan lebat dan Kakek Hattani sudah merasa kelelahan, akhirnya dia menemukan sebuah pondokan besar. Disana, Kakek Hattani merebahkan badannya dan mencoba untuk memejamkan mata. Saat itulah, Kakek Hattani didatangi dua makhluk besar bertaring dan mencekiknya.

"Karena kondisi terdesak saya lalu membaca ayat 1000 dinar, dan kedua makhluk itu melepaskan saya. Namun, mereka terus menganggu saya dengan menggoyang-goyangkan pondokan yang saya duduki," ujarnya.

Dalam perjalanannya tersebut, Kakek Hattani merasa kehausan dan kelaparan. Dia pun berusaha mencari sumber makanan dan sumber air. Kakek Hattani pun hanya makan pucuk pohon yang ditemukannya saat di perjalanan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: