Masjid di Palembang Gelar Salat Gerhana, Berikut Tata Caranya

Masjid di Palembang Gelar Salat Gerhana, Berikut Tata Caranya

Kubah masjid Al-Azhar Jakarta saat gerhana bulan beberapa waktu lalu di Jakarta. foto: ricardo jpnn.com--jpnn.com

PALEMBANG, SUMEKS.CO - Sejumlah masjid di Kota Palembang akan menyelengarakan Salat Gerhana, Selasa 8 November 2022, bertepatan 13 Rabi’ul Akhir `1444 H, malam ini. 

Informasi tentang pelaksanaan Salat Gerhana itu sudah disebar melalui group WhatApps dan media sosial. Diantaranya, Masjid Nur Hasanah, yang berlokasi di Jl Sapta Marga, Kalidoni, Palembang. 

Salat Gerhana di masjid ini akan dilaksanakan sekitar pukul 18:00 Wib atau ba’da Magrib. Selaku khotib Al Ustadz Abu khoir Al jalury dan imam Akhuna Sarfaraz Abdussalam Azhar. 

Kegiatan ini terbuka untuk umum laki-laki dan perempuan, bertempat di Masjid Nur Hasanah, Kalidoni, Kota Palembang. 

BACA JUGA:Semua Wilayah Indonesia Bisa Saksikan Gerhana Bulan Total, Ini Waktunya

Gerhana Bulan total diperkirakan akan terjadi Selasa, 8 November 2022. Fenomena alam tersebut berlangsung mulai pukul 17.43 Wib atau bertepatan saat bulan terbit.

Bagi umat muslim, disunahkan melaksanakan berbagai macam amalan. Salah satunya melakukan Salat Gerhana. 

Berikut tata cara Salat Gerhana : 

  1. Berniat di dalam hati
  2. Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.
  3. Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).
  4. Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.
  5. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah, rabbanaa wa lakal hamd’ 
  6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.
  7. Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ yang sebelumnya.
  8. Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
  9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
  10. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.
  11. Tasyahud.
  12. Kemudian diakhiri dengan salam.

Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir.

BACA JUGA:Salat Khusuf saat Gerhana Bulan Total, Nabi Muhammad Menganjurkan Amalan ini

Riwayat dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ

“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).” (HR. Bukhari no. 1044)

Sementara, dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR. Muslim).(*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: