Sejarah PT BA , BUMN Terbesar Tambang Batu Bara

Sejarah PT BA , BUMN Terbesar Tambang Batu Bara

PT Bukit Asam (Tbk)--

Unit yang memiliki kapasitas produksi tahunan 122,000 ton saat itu telah memiliki studi kelayakan sederhana dan memiliki angka produksi yang tidak melebihi 1 juta ton per tahun.

Kemudian diputuskan untuk mengubah coal mining project menjadi coal mining transportation atau pertambangan terpadu.

Pertambangan Terpadu ini dalam perencanaannya transportasi batubara akan menempuh perjalanan darat sejauh 420 kilometer dan perjalanan laut 100 kilometer dari lokasi awal (hulu) di area penambangan batubara Tanjung Enim, dan berujung (hilir) di PLTU Suralaya. Untuk studi kelayakan terpadu program pengembangan ini sendiri, Bank Dunia dan pemerintah RI masing-masing mengeluarkan anggaran 10 juta dolar AS.

BACA JUGA:Pemain Sriwijaya FC Harus Cepat Terbang ke Palembang

Pemerintah RI memutuskan untuk melanjutkan pembangunan tambang terpadu ini dan dibentuklah PTBA di tahun 1981 untuk melaksanakan pembangunan tambang dan pelabuhan. 

PTBA mendapat pinjaman 185 juta dolar AS, dimana 120 juta dolar AS merupakan pinjaman dari Bank Dunia selaku project sponsor. Sisanya merupakan pinjaman dari beberapa negara seperti Jerman (KFW), Jepang, Kanada dan Belanda. 

Pemerintah Republik Indonesia (RI) pun turut memberikan pinjaman dengan nilai yang sama dalam bentuk mata uang rupiah. Selain itu pemberi pinjaman lainnya dari dalam negri adalah Bank BNI 46.

BACA JUGA:Ade Armando Mainkan Politik Identitas, Abu Janda Sebut Temannya Agak Error, Kamhar Bilang Sangat Berbahaya

Sebanyak 65,93% saham PTBA dimiliki oleh PT Indonesia Asahan Aluminium Persero alias Inalum. Inalum sendiri diketahui merupakan BUMN yang 100% sahamnya milik pemerintah Indonesia.

Sementara itu, pemegang saham lainnya sebesar 33,78% adalah publik dan saham treasury 0,29%.

Demikian sejarah singkat PTBA yang jadi salah satu kebanggaan ana bangsa. (Eno)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: