Jembatan Ampera Bukan Diresmikan Letjen Ahmad Yani
Jembatan Ampera. foto: dendi romi sumeks.co--
PALEMBANG, SUMEKS.CO - Beredar kabar Letjen Ahmad Yani meresmikan Jembatan Ampera (sebelumnya Jembatan Bung Karno) pada 30 September 1965. Sejarahwan Sumsel mengungkap tidak ada bukti sejarah yang menguatkan hal tersebut.
"Pada tanggal 30 September 1965 ada narasi atau fakta sejarah yang menjelaskan dalam buku biografi Ahmad Yani yang ditulis oleh Amelia Yani sendiri bahwa pada tanggal 30 September itu Letjen Ahmad Yani sepanjang hari ada di Jakarta," kata Sejarahwan Sumsel Dr Dedi Irwanto MA kepada SUMEKS.CO, Jumat 30 September 2022.
Dedi Irwanto menjelaskan, Letjen Ahmad Yani sepanjang hari ada di Jakarta mulai dari pagi sampai siang menerima penghargaan dan sore bermain golf.
"Jadi ini salah satu bukti kuat bahwa Letjen Ahmad Yani sedang di Jakarta, tidak mungkin dalam waktu singkat ada di Palembang saat tanggal 30 itu," jelasnya.
BACA JUGA:Tower Jembatan Ampera Dibangun Restoran, ini Pesan Herman Deru
Lanjut Dedi Irwanto, kemudian secara struktural tidak ada struktur yang menjelaskan bahwa TNI Angkatan Darat (AD) memiliki struktur pembangunan Jembatan Musi atau Ampera pada saat itu.
"Jembatan Musi memang proyek nasional yang langsung dipegang oleh Bung Karno sebagai Presiden RI, kemudian beliau mengamanatkan kepada Menteri Pekerjaan Umum, H Juanda untuk menjadi pengawas langsung karena seluruh Jembatan Ampera dibangun oleh pemenang tender yakni PT dari Jepang," ucapnya.
Pembangunan Jembatan Ampera diberikan biaya bukan dalam bentuk uang, jadi tidak memakai APBD, namun dari rampasan perang.
"Separuh dari dana rampasan perang itu untuk pembangunan Jembatan Musi atau Ampera, selain itu salah satunya dibangun bundaran Hotel Indonesia (HI), Stadion Gelora Bung Karno. Jadi intinya sebetulnya tidak ada struktural keterlibatan TNI dalam pembangunan, tidak mungkin seorang KSAD dapat menggantikan posisi Presiden untuk meresmikan Jembatan Ampera," ungkap Dedi Irwanto.
BACA JUGA:Jam Jembatan Ampera Mati, Pemerintah Cuek
Namun Presiden Soekarno pada saat itu berhalangan hadir untuk meresmikan Jembatan Ampera, maka digantikan oleh Pemerintah Daerah.
"Pejabat Daerah saat itu yakni Gubernur Sumsel, Abu Jazid Bustomi yang meresmikan Jembatan Ampera pada 10 November 1965," tutur Dedi Irwanto.
Adapun secara historis, Jembatan Ampera pernah diberi nama Jembatan Bung Karno sebelumnya dikarenakan ketika Abu Jazid Bustomi diberikan amanat untuk meresmikan jembatan tersebut.
"Jadi awalnya Jembatan Musi berubah menjadi Jembatan Bung Karno karena inisiatif dari Abu Jazid Bustomi," tutur Dedi Irwanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: