Ulat Maggot Bernilai Ekonomis, Diekspor ke Luar Negeri

Ulat Maggot Bernilai Ekonomis, Diekspor ke Luar Negeri

Fetri Fajeri. foto: m naba anwar sumeks.co--

PALEMBANG, SUMEKS.CO -  Permintaan ulat maggot Black Soldier Fly (BSF) dan ulat Jerman mencapai 1 ton per hari di Kota Palembang, bahkan diminta untuk ekspor ke luar negeri hingga 30 ton.

"Permintaan maggot untuk Kota Palembang mencapai 1 ton per hari dapat dijual, namun saat ini Yayasan Sampah Amal Nusantara masih menghasilkan di bawah 1 ton per hari dikarenakan kurangnya pasokan sampah organik untuk budidaya maggot dan ulat jerman, oleh karena ini kami membangun beberapa mitra dan meminta dukungan dari DLHK Palembang untuk pasokan sampah," kata Ketua Yayasan Sampah Amal Nusantara, Fetri Fajeri di Kantor Wali Kota Palembang, Kamis 29 September 2022.

Fetri Fajeri menjelaskan, ulat Maggot BSF dan Ulat Jerman juga dilirik luar negeri seperti Malaysia dan China tepatnya perusahaan Alibaba Group meminta dikirim hingga 30 ton berupa ulat Maggot BSF kering dan ulat Jerman kering.

"Mereka meminta dikirim yang kering, kalau yang kering lebih mahal dibanding yang basah, jadi mereka itu minta satu ton dikirim sehari jadi sekitar 30 ton per bulan. Kalau Alibaba Group melihat ini mereka ingin menjual secara online lebih luar ke pasar internasional," jelasnya.

BACA JUGA:Yayasan Amal ini Siap Kelola Sampah di Palembang

Lanjut Fetri Fajeri, harga jual maggot basah Rp10.000 per kilogram, maggot kering Rp35.000 per kilogram.

"Sementara ulat Jerman basah Rp100 ribu per kilogram, dan ulat jerman kering Rp180 ribu per kilogram. Namun untuk pasar luar negeri, magot kering Rp250 ribu per kilogram dan ulat jerman kering Rp500  ribu per kilogram," ucapnya.

Fetri Fajeri menyebutkan, Yayasan Sampah Amal Nusantara merupakan yayasan yang mengelola sampah organik atau non organik yang kemudian untuk dimanfaatkan atau menghasilkan giat ekonomi.

"Hasil yang didapat dari Yayasan Sampah Amal Nusantara akan membantu para pemulung, sekitar 60 pemulung tetap yang mendapat bantuan dari kami tiap bulan dari hasil pengelolaan sampah, rata-rata pendapatan pengelolaan sampah ini sekitar Rp18 juta per bulan yang kemudian setengahnya untuk kegiatan amal, dan setengahnya lagi untuk amal. Ini semua kita berharap Pemkot Palembang dapat mendorong dan membantu terkait hal ini," tutupnya.

BACA JUGA:DLHK Palembang Kekurangan Truk Sampah

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Akhmad Mustain turut menyambut baik peluang yang dipaparkan Yayasan Sampah Amal Nusantara.

"Kita sambut baik audiensi dengan mereka, saya lihat ini peluang yang bagus, tetapi dikaji lagi dulu lebih dalam dan membantu mencari solusinya, saya rasa ini hal yang bermanfaat dalam pengelolaan dan pemanfaatan sampah," tukasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: