Skema Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri Diubah, Calon Mahasiswa Jangan Khawatir
Kemendikbudristek mengubah skema seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com--
JAKARTA, SUMEKS.CO - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengubah skema seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN).
Kemendikbudristek terus berupaya memperbaiki kualitas input sekaligus menyelaraskan terobosan kebijakan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam mengatakan tujuan dari kebijakan ini.
Terutama menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar, mulai dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi melalui Kampus Merdeka.
BACA JUGA:Persaingan Masuk PTN 2023 Bakal Semakin Ketat
Dari data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat dan mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta orang.
Berdasarkan data tersebut sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi.
"Merujuk dari angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk bisa menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya," kata Nizam, Sabtu 17 Septmber 2022.
Dengan demikian, lanjut Nizam, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi.
BACA JUGA:Diduga Gagal Masuk PTN, Pemuda di Surabaya Gantung Diri
Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
“Siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru," tegasnya.
Nizam menambahkan salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA.
Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: jpnn.com