Hari Ini Jemaah Haji Mulai Melempar Jumrah di Mina
Ilustrasi jemaah haji melempar jumrah di Mina--
SUMEKS.CO, Jemaah haji 2022 hari ini, Sabtu (9/7), atau bertepatan dengan 10 Zulhijah 1443 mulai melempar jumrah sebagai bagian dari prosesi haji.
Melempar jumrah dilakukan pada 10 Zulhijah hingga hari tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Zulhijah di Mina. Di masing-masing hari tersebut, jemaah wajib melontar Jumroh Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah dengan tujuh batu kerikil.
Batu kerikil yang akan dilempar saat jumrah ini dikumpulkan saat menginap di Muzdalifah. Jumlah batu yang dikumpulkan sebanyak 70 atau 49 butir. Jika jamaah berencana menginap selama tiga hari, maka dipersilakan mengambil 70 butir kerikil. Jika berencana menginap selama dua hari, maka kerikil yang diambil berjumlah 49 butir.
BACA JUGA:Warga Muhammadiyah di Empat Desa Ini, Laksanakan Salat Iduladha di Aula
Batu-batu kerikil itu akan dilempar di tiga tiang yang diberi nama Kompleks Jembatan Jumrah di Kota Mina yang terletak di sebelah timur Makkah.Ada tujuh butir batu yang harus dilempar di masing-masing tiang. Kenapa harus tujuh butir batu yang dilempar?
BACA JUGA:Begini Proses 136 Jemaah Haji Sakit yang Ikut Safari Wukuf
Menurut Ketua PBNU Kyai Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur mengatakan, aturan melempar tujuh butir batu kerikil ini merupakan hal yang dilakukan Nabi Muhammad SAW di masa lalu. "Dan semua amalan haji mengikuti apa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, termasuk lempar jumrah ini," kata Gus Fahrur
Dia menjelaskan, lempar jumrah atau ramyul jumrah adalah melemparkan batu kerikil pada waktu, tempat, dan jumlah yang sudah ditentukan. Ini juga menjadi simbol melempar setan.
BACA JUGA:Begini Proses 136 Jemaah Haji Sakit yang Ikut Safari Wukuf
"Setan ini dijelmakan dalam tiga bagian, yaitu jumrah ula [pertama] atau jumrah sughra, jumrah wustha [tengah], dan jumrah 'aqabah [terakhir]," jelasnya.
Iblis atau setan ini dianggap sebagai musuh manusia yang nyata. Melempar jumrah dilakukan sebagai bentuk memerangi iblis agar godaan mereka tidak bisa menembus diri manusia.
"Sampai kiamat, iblis tidak akan pernah mati. Jadi, percuma saja kalau kita ingin membunuhnya. Maka, yang harus kita bunuh adalah sifat-sifat iblis dan setan yang ada dalam diri kita," jelasnya.
Gus Fahrur juga menjelaskan, tujuh batu kerikil yang harus dilempar saat jumrah tidak boleh dilontarkan sekaligus. Ini adalah salah satu kesalahan yang paling sering dilakukan umat Islam.
Sebaiknya, setiap batu dilempar satu per satu yang juga dilakukan sambil mengucapkan lafal takbir (Allahu Akbar).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: