Ramadan dan Kerukunan Bangsa

Ramadan dan Kerukunan Bangsa

Indonesia mengawali ibadah puasa Ramadan 1443 H ini tidak bersamaan Sebagian umat Islam memulai puasa pada Sabtu 2 4 sebagian lainnya Minggu 3 4 Meski demikian umat Islam tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan khusyuk dan khidmat Masing masing umat bebas menjalankan keyakinannya sementara umat yang lain wajib menghormati dan menghargai perbedaan tersebut Perbedaan mengawali dan mengakhiri puasa pada bulan Ramadan bagi umat Islam Indonesia bukan hal baru Hal ini sudah sering terjadi Kemenag memfasilitasi berbagai upaya untuk menyatukan kalender Hijriah Ormas ormas Islam dan para astronom berkali kali bertemu untuk membicarakan kriteria bulan baru hilal ini Tetapi sekarang kesepakatan belum terjadi Peluang untuk bersepakat masih terbuka lebar Kemenag tidak akan bosan untuk kembali memfasilitasi berbagai pertemuan dan kajian agar titik temu dapat segera tercapai dan umat dapat mengawali serta mengakhiri bulan puasa dengan kompak Kebersamaan dalam mengawali ibadah puasa memang penting Tetapi yang lebih penting lagi meski berbeda dalam menentukan 1 Ramadan umat Islam tetap rukun dan toleran dalam perbedaan Tetap rukun meski berbeda merupakan anugerah bulan Ramadan yang patut disyukuri Ini membuktikan umat Islam makin dewasa dalam beragama Ini juga bukti lain bahwa esensi puasa yaitu menahan diri al imsak telah dipraktikkan umat Islam sejak hari pertama bulan Ramadan Dalam konteks puasa menahan di sini tidak cukup hanya mengendalikan diri dari makan minum dan hubungan suami istri Memang keberhasilan mengekang nafsu perut dan kelamin ini merupakan kesuksesan yang luar biasa bagi yang berpuasa Tetapi pahala berpuasanya mungkin berkurang atau bahkan hanya mendapat lapar dan dahaga bila ia tak mampu mengekang lisannya dari berkata bohong mencaci maki menyebar hoaks menebar fitnah dan sebagainya Puasa selain merupakan jalan rohani meminjam istilah Ulil Abshar melalui rasa lapar dan dahaga untuk mencapai relasi vertikal yang berkualitas takwa kepada Allah SWT juga merupakan jalan rohani untuk sampai pada relasi sosial yang unggul melalui kepedulian kerukunan kedermawanan perhatian dan kepekaan sosial Ini bukan hanya soal sesama muslim yang sedang berpuasa tetapi juga tentang seluruh umat manusia yang membutuhkan kerukunan dan kebersamaan dalam rangka mewujudkan kedamaian di dunia Tata kehidupan di dunia harus damai dan rukun supaya semua umat manusia bisa beribadah kepada Nya dengan nyaman aman dan tenang Untuk dapat menciptakan tata kehidupan sosial yang damai rukun dan toleran kita memerlukan semangat untuk menahan diri tidak melakukan hal hal yang melanggar hukum norma agama dan norma sosial lainnya Kebebasan yang diberikan oleh demokrasi misalnya harus ada ruang pengendalian untuk tidak berlaku bebas sebebas bebasnya sekalipun kebebasan itu tidak melanggar aturan yang ada Ngana ya ngana ning aja ngana Begitu ya begitu tetapi jangan begitu Itulah filosofi orang Jawa agar kita tetap memiliki kontrol terbaik dalam semua situasi Puasa jelas mengajarkan kepada pelakunya untuk respek kepada orang yang tidak berpuasa Mungkin karena ia sedang sakit berhalangan sedang bepergian atau udzur syari lainnya Dan pada saat yang sama orang yang tidak berpuasa juga mesti menghargai orang yang sedang berpuasa Saling menghargai dan menghormati kepada orang yang berbeda Itulah inti toleransi Seluruh elemen bangsa ini dapat menjadi yang terdepan dalam mengedukasi dan memberi keteladanan dalam toleransi Sepahit apa pun toleransi itu sepanjang tidak menyalahi akidah dan tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku harus disuarakan atau diatur kalau perlu Harus ada yang berani memulainya meski tantangannya sangat berat Yang sedang dipertaruhkan bukan soal posisi melainkan gagasan Gagasan bahwa agama harus menjadi inspirasi bagi bangsa Gagasan bahwa NKRI dan Pancasila adalah harga mati dan oleh karenanya kebinekaan harus dirawat dan dijaga Gagasan agar bangsa ini tidak menjadikan agama sebagai landasan untuk bertindak seenaknya sendiri Bahwa agama harus dimuliakan Pintu masuk untuk mewujudkan gagasan gagasan besar itu dalam kehidupan nyata bangsa ini salah satunya adalah toleransi Lepas dari apuh dan subjektifnya toleransi serta batas batasnya yang kabur bangsa ini harus punya tekad untuk mulai mewujudkannya dalam konteks nyata Kita sudah memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan seharusnya kata toleransi tidak sulit untuk dicerna Sebab pada hakikatnya toleransi merupakan cuilan dari gagasan kebinekaan Toleransi dapat dimaknai sebagai sikap berani mengakui menghargai dan menghormati perbedaan Apa pun perbedaan itu Muslim menyebutnya dengan istilah tasamuh atau tepa salira tenggang rasa bagi orang Jawa Definisi ini mungkin instrumentalistik atau mungkin pragmatik Tetapi bagaimanapun lemah dan rapuhnya toleransi gagasan ini harus kita definisikan atau deskripsikan Kata berani ditambahkan dalam pengertian di atas karena banyak orang yang ketakutan membangun dan mempraktikkan sikap toleran Takut kalau diusir dari jemaah mereka atau disuruh pindah dari tempat tinggalnya Toleransi merupakan sikap mental yang hanya bisa tumbuh kalau ia berani Berani mengakui bahwa kita memang berbeda beda Baca juga Anugerah Adinata Syariah 2022 Jawa Timur Sukses Raih Tiga Penghargaan Sebagian mengatakan orang yang toleran dianggap imannya lembek Toleransi katanya membahayakan akidah Anggapan ini perlu dipertimbangkan ulang Model toleransi seperti apa yang dapat merontokkan iman dan akidah Jika kita muslim dan mau menyempatkan sedikit waktu untuk membaca rasanya jelas bahwa toleransi bukanlah mencampuradukkan akidah atau keimanan Bagimu agamamu bagiku agamaku Masing masing umat memiliki nabi kitab suci serta cara beribadah yang berbeda dan itu kita akui dan hormati Dalam konteks agama dan kenegaraan dia punya hak beribadah sesuai dengan agamanya sebagaimana saya juga punya hak beribadah sesuai ajaran agama saya Kebebasan memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing masing dijamin oleh konstitusi Agama juga memerintah kita untuk menghormati dan tidak menghina Tuhan dan keyakinan orang lain Sebegitu sederhananya konsep dan praktik toleransi yang seharusnya sudah menjadi gaya hidup dan keniscayaan bagi kita Toleransi adalah keharusan bukan sekadar kebutuhan Toleransi merupakan pintu bagi kehidupan umat beragama yang rukun dan damai YAQUT CHOLIL QOUMAS Menteri agama RI Jawapos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: