Banner Pemprov
Pemkot Baru

Aswen dan Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan: Pelestari Senjata Tradisional Lahat

Aswen dan Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan: Pelestari Senjata Tradisional Lahat

Aswen Dikara, bersama anggota Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan dan Heirloom of Uluan Sumatera Selatan--sumeks.co

Bentuknya menyerupai belati atau pisau panjang. Ada yang pendek seperti keris dengan dua mata runcing, ada pula yang panjang menyerupai parang.

BACA JUGA:Profiling ASN Kabupaten Lahat 2025: Membangun Data Kompetensi dan Potensi untuk Implementasi Manajemen Talenta

BACA JUGA:Hari Santri Nasional 2025 di Lahat: Wujud Nyata Semangat Santri dan Solidaritas untuk Palestina

Bilahnya dibuat dari besi tempa berkualitas tinggi, sedangkan gagangnya—disebut pulu—biasanya berasal dari kayu kemuning, diukir dengan penuh ketelitian.

Kini, Siwar sudah jarang ditempa. Hanya segelintir tokoh adat dan ahli waris pusaka yang masih memilikinya. Di masa lalu, Siwar menjadi senjata kebanggaan masyarakat, tapi kini lebih banyak difungsikan sebagai benda koleksi dan simbol penghormatan pada leluhur.

“Siwar bukan hanya alat bertarung,” jelas Aswen. “Ia punya makna yang lebih dalam — tentang harga diri, keberanian, dan jati diri orang Lahat," kata Aswen.

Kimpalan (Seni Tempa yang Menyatukan Logam dan Jiwa

BACA JUGA:Air Mata dan Ubi Rebus: Kisah Mengharukan Lansia di Lahat yang Viral dan Bikin Wabup Bergerak

BACA JUGA:Wabup Lahat Instruksikan Pol PP Respon Soal Cafe Remang-remang

Selain Siwar, Kabupaten Lahat juga dikenal dengan istilah Kimpalan — bukan nama senjata, tetapi teknik penempaan logam yang menjadi ruh dari setiap pusaka.

Dalam dunia pandai besi tradisional, proses ini adalah inti dari pembuatan bilah: menyatukan besi inti (besi naga) dengan lapisan pamor melalui pemanasan dan penempaan berulang.

Teknik ini banyak ditemukan di daerah Gumai Ulu dan Muara Pinang, tempat para empu legendaris Lahat menempanya dengan tangan dan doa. Hasilnya, bilah yang kuat, berpamor indah, dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual.

“Empu zaman dulu bukan sekadar tukang besi,” kata Aswen sambil tersenyum. “Mereka seniman dan rohaniawan. Setiap lipatan besi punya makna.”

BACA JUGA:Bupati Lahat Dukung Atlet Menuju Porprov XV di Muba

BACA JUGA:Jalan Simpang Karang Endah–Tunggul Bute Rusak Parah, Pemkab Lahat Desak Perusahaan Turut Perbaiki

Kiprah Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan

Menurut Aswen, Komunitas PUSAKA Seganti Setungguan, bisa menjadi wadah bagi anak muda Lahat yang ingin mengenal dan melestarikan warisan senjata tradisional

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait