BACA JUGA:BERANG, Wali Kota Palembang Ratu Dewa Perintahkan Satpol PP dan Dishub Tangkap Pemalak di BKB
Pengemudi mengaku merasa ketakutan jika tiba-tiba seseorang mendekati kaca mobil dan menempelkan wajah di jendela atau mengetuk kaca secara berulang kali.
"Kalau malam, lebih seram. Mereka langsung mendekat ke pintu sopir. Kadang sampai tempel badan ke mobil. Kita takut kalau mereka bawa senjata," ujar seorang sopir truk yang enggan disebutkan namanya.
Aksi mereka berlangsung seperti permainan kucing-kucingan dengan aparat kepolisian.
Jika polisi datang ataui melintas, para pemalak ini segera menyembunyikan diri dan menjauh ke pinggiran simpang jalan.
Namun tak lama setelah aparat meninggalkan lokasi, mereka kembali ke titik semula dan meneruskan aktivitasnya.
"Kalau ada polisi, mereka langsung lari. Tapi setelah polisi pergi, balik lagi," kata seorang warga yang kerap melintas di jalur tersebut.
Aksi seperti ini semakin ramai muncul terutama pada akhir pekan atau hari libur. Mereka beraksi mulai pagi, siang, hingga malam hari.
Selain berpura-pura menjadi pengamen, ada pula yang terang-terangan meminta uang atau bahkan mengetuk-ketuk pintu kendaraan sopir yang tidak menanggapi.
Terlihat juga meminta rokok ke sopir truck.
Situasi ini membuat para sopir truk yang sedang melintas di jalur utama antarkota menjadi semakin resah.
Fenomena serupa juga terlihat di Simpang CGC dan di sekitar SPBU solar Jalan Bypass, tempat antrean truk kerap mengular hingga ke area pergudangan.
Kondisi antrean panjang membuat para sopir tidak bisa bergerak, sehingga menjadi sasaran empuk para pemalak yang berkelompok.
Diketahui, di Simpang Macan Lindungan Palembang yang sudah terkenal sebagai lokasi rawan pemalakan, tragedi memilukan terjadi pada Senin 24 November 2025 sekitar pukul 18.30 WIB.
Seorang sopir truk dengan nomor polisi BE 8139 CW dari Lampung ditemukan tewas di mobilnya dalam kondisi bersimbah darah.
Korban diduga menjadi sasaran pelaku pemalakan hingga berujung penusukan.