Palembang, SUMEKS.CO- Sejak malam hingga pagi hari ini, hujan mengguyur Kota Palembang tanpa henti. Bahkan petir dan kilat tadi malam ikut mewarnai hujan dan angin, dan baru mulai turun intensitasnya sejak pukul 04 .00 WIB dan berlanjut sampai pukul 07.45 WIB.
Ya intensitas hujan yang cukup tinggi membuat sejumlah ruas jalan utama di kota Palembang ini macet panjang. Air yang meluap dari parit dan kolam retensi memperburuk situasi lalu lintas, terutama di kawasan padat aktivitas pagi hari.
Pantauan Sumeks.co di lapangan menunjukkan bahwa kemacetan paling parah terjadi di Jalan Kolonel H. Burlian, khususnya di kawasan KM 7,5 bawah Hotel Darma Agung.
Di titik ini, parit yang berada di sisi jalan tidak mampu menampung derasnya aliran air hujan. Akibatnya, air meluap hingga ke badan jalan Kol H Burlian dan menciptakan genangan cukup tinggi yang memaksa pengendara memperlambat laju kendaraannya.
“Airnya sudah sampai separuh ban motor. Kami harus pelan-pelan supaya tidak jatuh,” ujar Rudi, seorang pengendara ojek daring yang terjebak di tengah kemacetan. Ia mengaku sudah lebih dari 40 menit berada di kawasan itu tanpa banyak pergerakan.
Kendaraan yang berjalan lambat di depan membuat arus lalu lintas tersendat hingga ke belakang. Efek domino ini menyebabkan antrean panjang kendaraan mengular sampai ke wilayah Simpang Bandara.
Para pengguna jalan, terutama yang hendak menuju kawasan pusat kota, harus bersabar karena laju kendaraan hanya merayap beberapa meter setiap menitnya.
BACA JUGA: Gempabumi Tektonik M7,6 Guncang Laut Filipina, BMKG: Waspada Berpotensi Tsunami di Kepulauan Talaud
BMKG prediksi hujan ringan sepanjang hari di Palembang. Genangan di beberapa titik seperti di Kol H Burlian ini sebabkan kemacetan parah di jam sibuk. foto Sumeks.co--
Setelah melewati genangan di KM 7,5, pengendara kembali dihadapkan dengan kemacetan baru di sekitar KM 5, tepat di kawasan Pasar Tradisional. Aktivitas pedagang yang sudah mulai ramai sejak pagi hari membuat kondisi lalu lintas semakin padat.
Banyak kendaraan berhenti mendadak untuk menurunkan atau menaikkan penumpang, sementara jalur yang seharusnya dua arah menjadi sempit akibat air yang masih menggenang di pinggiran jalan.
Situasi semakin rumit ketika memasuki Simpang Empat Polda Sumsel, di mana kolam retensi yang biasanya berfungsi menampung air hujan kali ini tak mampu menahan debit air yang meningkat.
Air di kolam tersebut meluap dan setinggi permukaan jalan utama. Akibatnya, tidak hanya jalan menjadi tergenang, tapi juga kendaraan yang melintas harus berjuang menembus genangan air setinggi lutut orang dewasa.
“Dari simpang bandara sampai simpang Polda bisa memakan waktu lebih dari satu jam,” kata Desi, pegawai kantoran yang hendak menuju kawasan Ilir Timur. Ia mengaku sudah berangkat lebih awal dari rumah, namun tetap terlambat karena arus lalu lintas benar-benar padat.