Harga batik bervariasi, mulai Rp250 ribu per lembar untuk katun premis hingga Rp500 ribu untuk katun sutra atau silk.
BACA JUGA:Review Infinix Zero 30 5G: Kamera dan Layar Paling Mengesankan
BACA JUGA:Infinix Telurkan Ponsel Sertifikasi Militer dengan Baterai Jumbo, Teman Setia Pekerja Lapangan
Produk ini tidak hanya diminati masyarakat lokal, tetapi juga mulai menjangkau pasar yang lebih luas melalui dukungan Rumah BUMN PTBA.
Meski berkembang pesat, para pengrajin Batik Kujur masih menghadapi keterbatasan modal dan kapasitas produksi.
Saat ini, sebagian besar kelompok hanya mampu menghasilkan kurang dari 10 lembar per motif, jauh dari kebutuhan ideal 100–200 lembar.
“Kami masih fokus di kain. Belum berani banyak masuk ke produk fashion karena keterbatasan modal dan keterampilan,” ujar Syahdan.
BACA JUGA:Diduga Terpeleset Saat Mandi di Sungai Musi Palembang, Perempuan Tenggelam Masih Dilakukan Pencarian
BACA JUGA:Infinix GT 30 Pro Disupport Kapasitas Baterai Besar dengan Desain Futuristik
Meski begitu, dukungan PTBA terus memberi harapan agar Batik Kujur semakin mapan. Harapannya, ke depan batik ini bisa menembus pasar fashion nasional hingga internasional.
Dari kota tambang yang awalnya tidak mengenal batik, kini tumbuh sentra pengrajin yang menghasilkan karya penuh makna.
Batik Kujur adalah bukti bahwa budaya lokal bisa menjadi sumber ekonomi sekaligus kebanggaan bersama.
Dengan filosofi kujur sebagai simbol keberanian, Batik Kujur menjelma menjadi lambang kemandirian masyarakat.
BACA JUGA:Tiga Laga Kebobolan 4 Gol, Evaluasi Penampilan Penjaga Gawang Sumsel United Meski Top Save Game Week
BACA JUGA:Infinix Hot 12i: HP Satu Jutaan dengan Desain Elegan dan Baterai Tahan Seharian
Selembar kain kini bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga jalan menuju masa depan yang lebih cerah.