Kim sendiri diketahui memberikan dukungan senjata dan pasukan kepada Rusia dalam invasi ke Ukraina yang dimulai Februari 2022.
Kunjungan Kim Jong Un ke China kali ini merupakan yang pertama sejak Januari 2019. Kunjungan tersebut memiliki makna strategis bagi Korea Utara.
Selain memperkuat hubungan dengan Rusia dan China, langkah ini juga dipandang sebagai upaya mengurangi isolasi internasional akibat sanksi global atas program nuklir dan rudalnya.
Dengan tampil di Beijing bersama pemimpin negara besar lain, Korea Utara berusaha menunjukkan bahwa mereka masih memiliki sekutu kuat meskipun mendapat tekanan dari Amerika Serikat dan sekutunya.
Selain Kim dan Putin, parade militer ini juga dihadiri puluhan kepala negara lain. Dari Eropa, hanya Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, yang hadir secara langsung, sementara beberapa negara lain mengirimkan perwakilan.
China juga mengundang sejumlah pemimpin Asia Tenggara, termasuk Presiden Indonesia Prabowo, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam, untuk memperkuat hubungan di kawasan.
Hal ini menegaskan ambisi Beijing memperluas pengaruhnya di Asia di tengah dinamika geopolitik global.
Kehadiran Kim Jong Un kali ini mengulang sejarah panjang hubungan erat Pyongyang–Beijing. Terakhir kali pemimpin Korea Utara menghadiri parade militer di China adalah pada tahun 1959 ketika Kim Il Sung hadir.
Pada perayaan sebelumnya di tahun 2015, Pyongyang hanya mengirim pejabat tinggi Choe Ryong-hae, bukan Kim Jong Un sendiri.
BACA JUGA:Korut Serang AS-Sekutu, Joe Biden Tebar Ancaman
BACA JUGA:Korut Balas Peluncuran Rudal Korsel-AS
Kehadiran langsung Kim pada 2025 menunjukkan peningkatan signifikan hubungan bilateral, sekaligus sinyal politik bahwa Korea Utara tetap berada dalam orbit strategis China dan Rusia.
Kunjungan Kim Jong Un dengan kereta lapis baja dan didampingi putrinya, Kim Ju Ae, menjadi simbol diplomasi sekaligus strategi politik Korea Utara di panggung dunia.
Selain menegaskan solidaritas dengan China dan Rusia, momen ini memperlihatkan sinyal ke dunia bahwa dinasti Kim tengah menyiapkan generasi penerusnya.
Dengan sorotan internasional yang besar, kehadiran Kim dalam parade militer Beijing pada peringatan 80 tahun Hari Kemenangan China menjadi salah satu peristiwa geopolitik paling penting di tahun 2025.