"Saya sudah lihat tadi contoh buahnya, dan ternyata berhasil. Ke depan, petani ini akan kita dampingi. Kalau ada nilai jual, maka kebunnya kita perluas," tutupnya.
Menariknya, budidaya kopi yang dilakukan Suyandi ini dilakukan dengan sistem tumpangsari, ditanam di sela-sela tanaman karet yang sudah lebih dahulu ada.
Dari 100 batang pohon kopi yang sudah produktif, Suyandi mampu menghasilkan hingga 8 karung dengan berat masing-masing sekitar 50 kilogram dalam kondisi basah.
Terpisah, Kepala Desa Rengas 2, Arbiyanto menyampaikan, bahwa pemerintah desa siap bersinergi dengan Pemkab Ogan Ilir untuk mendukung aspirasi warga, termasuk dalam hal pembentukan kelompok tani dan penguatan kelembagaan ekonomi berbasis desa.
"Ini adalah awal yang baik. Jika dikelola dengan serius, kopi bisa menjadi komoditas unggulan desa dan mendorong kesejahteraan petani lokal," ujarnya optimistis.