SUMEKS.CO - Di bawah langit Madinah yang membentangkan terik matahari di siang hari dan dinginnya malam serta deri pesawat yang datang dan pergi.
Ada sebuah pemandangan yang tak pernah absen. Yakni sebuah coaster sederhana berwarna putih selalu terparkir setia di kawasan transit paviliun Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA).
Bagi orang biasa, ia hanyalah kendaraan. Namun bagi ratusan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Bandara, ia adalah sebuah oase.
Mereka memberinya julukan mesra: Kafe Coaster.
BACA JUGA:Momen Haru dan Syukur: Bupati Muara Enim Sambut Kepulangan 334 Jemaah Haji Kloter 16
BACA JUGA:Pangeran MBS Arab Saudi Dukung Penuh Bahas Kampung Haji
Ini bukanlah kafe sungguhan. Tak ada etalase kaca berisi kue atau mesin espreso yang mendesis. "Kafe" ini adalah ruang rehat dan pengisi perut bagi para ksatria di garda depan pelayanan, yang setiap harinya berjibaku melayani hingga 7.000 jemaah haji gelombang kedua yang akan pulang ke Tanah Air.
Dimana ritual harian mereka di tengah kepenatan tugas pelayanan, sering kali terhibur dengan sebuah notifikasi yang dinanti-nanti di grup WhatsApp.
“Assalamualaikum Wr. Wb. Yth. Bapak/Ibu Petugas Bandara, makan siang, kopi pahit, teh manis, dan air dingin sudah siap di Pavillion 5. Terima kasih... ????”
Rupanya, pesan singkat itu bagaikan panggilan istirahat. Para petugas yang sedang menunggu jadwal pemberangkatan jemaah, segera beranjak menuju dua mobil yang terparkir berdekatan.
BACA JUGA:Gedung Serba Guna Sri Melayu Palembang Terbakar Saat Persiapan Sambut Jemaah Haji dan Anak Yatim
Satu mini van, yang bagasi belakangnya terbuka laksana dapur darurat, berisi kotak-kotak makanan, buah-buahan, dan aneka minuman.
Tepat di depannya, sang "Kafe Coaster" menunggu dengan pintu terbuka dan pendingin udara yang menyala.
Di sinilah denyut kebersamaan terasa paling nyata. Kotak-kotak makanan itu dibawa masuk ke dalam coaster yang berkapasitas sekitar 20 orang.