BOHONG, Klaim Trump Tentang Gencatan Senjata antara Iran dan Israel, Teheran Menolak Pengumuman Tersebut

Selasa 24-06-2025,07:07 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Mahmud

BACA JUGA:Konflik Israel - Iran Kian Membara, Mendakak Presiden AS Donald Trump Keluarkan Ultimatum Keras

BACA JUGA:Trump Digugat Pengusaha AS, Indonesia Pilih Diplomasi Hadapi Tarif Impor

Rekam Jejak Klaim Kontroversial Trump. Ini bukan pertama kalinya Donald Trump membuat pernyataan kontroversial terkait Iran. 

Sebelumnya, ia pernah mengklaim secara keliru bahwa keputusan untuk menyerang fasilitas nuklir Iran "hanya tinggal dua minggu lagi," sebuah pernyataan yang ternyata tidak berdasar. 

Selain itu, meskipun Trump  berbicara secara terbuka tentang perundingan tidak langsung dengan Iran, pemerintahan AS telah merencanakan serangan Israel ke infrastruktur Iran, termasuk sasaran militer dan sipil.

Kebohongan terbaru lewat klaim Trump mengenai gencatan senjata ini tampaknya merupakan upaya strategis untuk menimbulkan perpecahan internal di Iran. 

Dengan mengumumkan secara palsu bahwa kesepakatan telah tercapai, dia mungkin berharap untuk menciptakan kebingungannya dan memengaruhi rakyat Iran agar memberi tekanan kepada pemerintah mereka untuk menghentikan permusuhan.

Dampak dari Perang. Perang yang sedang berlangsung ini telah menyebabkan kerusakan besar di kedua pihak. Warga sipil dan situs militer Iran telah menderita kerugian besar akibat serangan udara Israel, dan pemerintah Iran telah bersumpah untuk melanjutkan perlawanan terhadap apa yang mereka anggap sebagai agresi asing. 

Sementara itu, pemerintah Israel menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan bahwa Iran tidak memiliki senjata nuklir, dengan alasan bahwa ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh ambisi nuklir Tehran semakin meningkat.

Di panggung internasional, konflik ini telah menimbulkan kekhawatiran mengenai ketidakstabilan yang semakin meluas di kawasan Timur Tengah. 

Wakil Presiden AS JD Vance berkomentar mengenai situasi ini, dengan menyatakan bahwa konflik ini memungkinkan Israel dan AS untuk merusak program nuklir Iran secara signifikan, dengan klaim bahwa serangan-serangan tersebut berhasil menghapus kemampuan negara itu untuk memperkaya uranium hingga tingkat yang dibutuhkan untuk senjata nuklir.

Sementara beberapa pejabat AS, seperti Wakil Presiden Vance, memuji gencatan senjata yang diumumkan sebagai kemenangan bagi Israel, dengan klaim bahwa ini menandakan keberhasilan militer besar dalam merusak program nuklir dan kemampuan rudal Iran, yang lain merasa skeptis.

 Vance berpendapat bahwa tujuan militer perang ini telah tercapai, meninggalkan Iran dengan sedikit kemampuan untuk melanjutkan program nuklirnya.

Namun, pernyataan-pernyataan ini juga mengungkapkan strategi yang lebih besar  yang menekankan dominasi AS di kawasan dan pelemahan pengaruh Iran.

BACA JUGA:Perang Dagang Memanas, Trump Hukum China dengan Tarif Impor 145 Persen, Beijing Balas Sindiran Pedas

BACA JUGA:Kebijakan Tarif Impor Brutal Jadi Sorotan Tajam Dunia, Selain 'Hands Off' Wacana Pemakzulan Trump Menggema

Kategori :