BOHONG, Klaim Trump Tentang Gencatan Senjata antara Iran dan Israel, Teheran Menolak Pengumuman Tersebut

Selasa 24-06-2025,07:07 WIB
Reporter : Rakhmat MH
Editor : Mahmud

TEHERAN, SUMEKS.CO- Pihak Tehran Iran menolak dengan tegas terhadap klaim Presiden AS Donald Trump. Ya pejabat Iran secara kategoris membantah pernyataan yang menyebutkan bahwa telah tercapai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel. 

Pengumuman atau kliam Trump, yang disampaikan di media sosial pada Selasa pagi, mengklaim bahwa kedua negara telah "sepenuhnya sepakat" untuk gencatan senjata yang akan mulai berlaku dalam waktu 12 jam.

 Namun, sumber-sumber yang dekat dengan pemerintah Iran mengonfirmasi bahwa tidak ada kesepakatan semacam itu, menandai pernyataan klaim presiden AS tersebut sebagai kebohongan lainnya yang bertujuan untuk menekan Tehran.

Klaim Trump yang Menyesatkan? Dalam tweet-nya, Trump menyatakan bahwa konflik antara Iran dan Israel, yang telah meningkat sejak 13 Juni, akan segera berakhir dengan perjanjian gencatan senjata. 

Presiden AS tersebut mengatakan bahwa gencatan senjata akan berlaku dalam waktu enam jam dan sepenuhnya dilaksanakan dalam waktu 24 jam.

BACA JUGA:Begini Maksud Donald Trump Serukan Evakuasi Tehran, Ketegangan Israel-Iran Meningkat

BACA JUGA:SALUT, Cristiano Ronaldo Kasih Jersey Donald Trump Beri Pesan Perdamaian

Namun, pejabat Iran menanggapi klaim ini dengan membantahnya sebagai informasi palsu, menuduh AS dan Israel menyebarkan kebohongan untuk melemahkan tekad Iran.

Mahdi Mohammadi, seorang penasihat utama juru bicara parlemen Iran, menjadi salah satu tokoh pertama yang merespons dengan menyebut pengumuman atau kliam Trump sebagai kebohongan. 

Dalam sebuah posting di platform media sosial X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter), Mohammadi menekankan bahwa AS dan Israel hanya berusaha menipu Iran, berharap bisa menurunkan kewaspadaan negara itu agar dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Perang antara Iran dan Israel dimulai pada 13 Juni 2025. Itu terjadi  ketika Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke kota-kota Iran, termasuk serangan ke fasilitas-fasilitas residensial dan nuklir. 

Serangan ini terjadi saat pejabat Iran sedang bersiap untuk menghadiri putaran perundingan yang krusial dengan Washington, yang sudah lama menjadi titik ketegangan antara kedua negara. 

Hingga saat ini, Tehran belum menyetujui gencatan senjata atau kesepakatan damai apa pun, dengan operasi militer yang masih berlangsung.

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan pejabat tinggi lainnya tetap teguh dalam sikap mereka menentang Israel dan AS. 

Setiap usulan perundingan atau gencatan senjata telah ditolak sebagai bagian dari upaya untuk mempertahankan persatuan nasional dan menghindari tunduk pada tekanan eksternal.

Kategori :