Sepatu running yang ideal biasanya punya bobot sekitar 180–250 gram.
Kalau udah di atas 300 gram, terutama buat pelari pemula atau yang punya postur tubuh kecil, sepatu bisa terasa membebani dan menghambat ritme lari.
Cari informasi bobot sepatu di deskripsi produk sebelum beli.
6. Terlalu Fokus ke Desain dan Warna
BACA JUGA:Sepatu Lokal Multifungsi yang Lagi Viral! Buat Running Bisa, Nongkrong Makin Stylish!
BACA JUGA:Review 5 Sepatu Running Tech-Savvy Paling Populer 2025, Wajib Punya!
Sepatu warna pastel, model bulky, atau desain kekinian memang menggoda.
Tapi kalau terlalu berat dan gak punya cushioning mumpuni, semua itu percuma.
Running gear bukan soal gaya doang, tapi juga tentang bagaimana mendukung gerakan tubuh dengan efisien.
7. Gak Ganti Sepatu Setelah Jarak Maksimum
Sepatu yang sudah lewat umur pakai (biasanya 600–800 km) akan kehilangan elastisitas dan cushioning-nya.
BACA JUGA:Rekomendasi 5 Sepatu Running Lokal Stylish ala Gen Z
BACA JUGA:Brand Lokal Sepatu Running yang Lagi Hype di Komunitas Gen Z, Salah Satunya Geoff Max!
Akibatnya, sepatu jadi berat dan gak responsif. Kalau sepatu udah terasa "mati", saatnya ganti meski bagian luarnya masih kelihatan bagus.
Kalau tiap sesi running terasa makin berat, mungkin bukan karena kurang semangat, tapi karena sepatu yang dipakai gak mendukung performa.
Gen Z yang aktif dan dinamis butuh sepatu yang ringan, responsif, dan sesuai dengan karakter tubuh dan gaya lari. Jangan asal beli karena viral atau warnanya lucu.