“Saya bantu orang tua ke sawah, jual ayam, jual batu, hingga jadi sopir pickup,” kenangnya.
“Tapi saya tak pernah berhenti belajar. Malam hari saya ngaji, siang ke sekolah, sore madrasah.”
Cita-cita menjadi perwira TNI pupus di ujung batas usia.
Namun dari kegagalan itu, lahirlah semangat baru untuk mengejar gelar akademik tertinggi.
Ia menempuh studi magister dan doktoral di Universiti Kebangsaan Malaysia, sambil bekerja malam di SPBU.
Di tengah kesunyian malam Kuala Lumpur, ia menemukan pencerahan
.Dari pergulatan spiritual dan perenungan mendalam, lahirlah konsep Ruhiologi yang kini diterapkan di lembaga pendidikan Islam modern, seperti Diniyyah Al Azhar Jambi.
Orasi-Orasi Ilmiah Lain yang Mencerahkan
Tak hanya Prof. Iskandar, empat guru besar lainnya juga menghadirkan orasi luar biasa:
Prof. Alfian, S.Pd., M.Ed., Ed.D.
Mengangkat tema penguasaan Bahasa Inggris berbasis digital dan AI, Prof. Alfian menekankan pentingnya komunikasi antarbangsa di era global.
Berdasarkan QS Al-Hujurat:13, ia menegaskan bahwa bahasa adalah jembatan kemanusiaan.
Teknologi harus dimanfaatkan untuk menciptakan pembelajaran bahasa yang adaptif dan menyenangkan.
Prof. Dr. Bahrul Ulum, MA
Mengusung isu siyasah syar’iyyah dan krisis ekologi, Prof. Bahrul memaparkan pentingnya pendekatan spiritual dalam menjaga lingkungan.
Ia menyebut bahwa menjaga alam adalah ibadah dan amanah sebagai khalifah. Islam, katanya, menawarkan solusi etis dan ekologis untuk menyelamatkan bumi.