Ibadah Puasa Ramadhan Sebagai Wahana dalam Pembentukan Sikap Manusia Beriman dan Bertaqwa.

Jumat 21-03-2025,22:19 WIB
Reporter : Suci MH
Editor : Rakhmat MH

Mari kita laksanakan ibadah puasa dengan tidak hanya menahan lapar dan dahaga saja, namun harus dapat menjaga diri dari segala perbuatan yang tercela. 

Ibadah puasa harus kita jadikan wahana untuk membentuk sikap mental kita, menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah dan beribadah dengan penuh keikhlasan.

Perlu kita sadari bahwa ibadah puasa bukan hanya ibadah untuk diri kita sendiri, namun untuk Allah Swt. Dalam hadits Qudsi yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, Allah berfirman:

Allah Azza wa Jalla berfirman: "Setiap amal seorang manusia adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberikan balasan kepadanya. 

BACA JUGA:6 Syarat Sah dan Rukun Wajib Puasa Ramadan, Hati-hati! Nomor 4 dan 5 Masih Banyak yang Keliru

BACA JUGA:Banyak yang Belum Tahu, Inilah Faedah Minggu Pertama Bulan Puasa Ramadan

Puasa itu adalah perisai, karena itu apabila salah seorang di antaramu berpuasa, janganlah mengucapkan perkataan yang buruk dan keji, jangan membangkitkan syahwat dan jangan pula mendatangkan kekacauan.

Apabila ia dimaki atau ditantang seseorang, maka katakanlah: Aku sedang berpuasa,"

Saat kita menanti untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar, hal ini sama saja dengan mendapat pahala kebaikan lebih dari seribu bulan. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini beberapa hal perlu kita ikhtiarkan untuk memperolehnya:

Memperbanyak Baca Al-Qur’an

Bagi Rasulullah Saw membaca Al-Qur’an merupakan upaya untuk berbincang dan berkomunikasi dengan Allag Ta'ala.

Selain itu, dengan membaca Al-Qur’an juga akan mendapatkan berbagai keistimewaan seperti hidup lebih bahagia, selamat dari hisab di hari mahsyar, mendapat rahmat Allah Ta'ala di hari pembalasan, dan mendapatkan petunjuk sehingga tidak akan tersesat.

Menurut Imam Nawawi, membaca Al-Qur’an di 10 hari terakhir bulan Romadlan lebih baik dilakukan di akhir malam daripada awal malam. Dan membaca Al-Qur’an yang paling baik di siang hari adalah saat setelah shalat shubuh.

Mengerjakan Shalat Malam

Amalan 10 hari terakhir bulan Romadhon berikutnya adalah mengerjakan salat malam Shalat Terawih, Witir, atau Tasbih.

Menghidupkan malam-malam bulan Romadlan dapat dilakukan dengan mengerjakan qiyamul lail (salat malam) tersebut, seperti hadis riwayat Aisyah yaitu, "Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Romadlan hingga menjelang Shubuh. Kamu dapat mengerjakan Shalat Tarwih seusai salat isya, kemudian menunda salat witir untuk dikerjakan setelah  Shalat lainnya, mengingat salat witir adalah salat penutup.

Kategori :