SUMEKS.CO - Kepala Divisi Yankum Kanwil Kemenkum Bangka Belitung, Kaswo, mengungkapkan bahwa sebanyak delapan Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) dari Kabupaten Bangka Barat kini telah tercatat di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (Ditjen KI) Kementerian Hukum.
Ini merupakan pencapaian penting dalam upaya melindungi dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
Kekayaan Intelektual Komunal (KIK) adalah suatu bentuk kekayaan intelektual yang dimiliki secara bersama oleh komunitas atau masyarakat dan memiliki nilai ekonomi yang dapat dikembangkan, namun tetap menghormati dan menjaga nilai-nilai moral, sosial, serta budaya bangsa.
KIK meliputi beberapa kategori, di antaranya Ekspresi Budaya Tradisional (EBT), Pengetahuan Tradisional, Sumber Daya Genetik, Indikasi Asal, dan Potensi Indikasi Geografis.
Salah satu contoh penting dari Ekspresi Budaya Tradisional (EBT) yang tercatat adalah prosesi "Perang Ketupat," sebuah tradisi yang sudah ada sejak abad ke-19.
Prosesi adat ini dilakukan oleh masyarakat Tempilang di Bangka Barat setiap menjelang bulan Ramadan. Dalam acara ini, warga saling melempar ketupat, yang merupakan simbol dari usaha untuk mengusir makhluk halus yang dianggap membawa keburukan.
Makna dari tradisi ini adalah sebagai bentuk penolakan terhadap bala, sekaligus untuk membersihkan lingkungan dan meminta keselamatan serta perlindungan dari Tuhan agar terhindar dari malapetaka. Selain itu, tradisi ini juga mengandung simbol persatuan, kesadaran, dan kegotongroyongan.
Selain itu, terdapat pula ekspresi budaya tradisional lainnya dari Bangka Barat, yaitu "Sedekah Gunung Pelangas."
BACA JUGA:Kanwil Kemenkum Babel Gelar Evaluasi IRH 2024 dan Sosialisasi Pedoman IRH 2025 Secara Hybrid
BACA JUGA:Kemenkum Babel Terus Gencarkan Inventarisasi Kekayaan Intelektual Komunal di Bangka Belitung
Prosesi adat ini dilaksanakan oleh masyarakat adat Jerieng, yang terletak di Kecamatan Simpang Teritip. Masyarakat di sana melakukan upacara taber gunung yang bertujuan untuk menolak bala dan memohon berkah.
Upacara ini dilakukan dengan cara membawa air beras, kunyit, dan berbagai tumbuhan khas dalam tradisi setempat, diadakan di Gunung Pelangas, yang meski tidak berupa gunung secara fisik, dianggap sebagai titik tertinggi di daerah tersebut.
Di sisi lain, Bangka Barat juga kaya akan pengetahuan tradisional, salah satunya adalah kuliner khas Desa Sungaibuluh, Kecamatan Jebus, yang dikenal dengan nama "Pantiaw Ubi."