Acara ini tidak hanya mencakup doa bersama dan tradisi spiritual, namun juga dimeriahkan dengan berbagai hiburan seni budaya.
Beberapa di antaranya adalah Seni Dambus, Pencak Silat, Tari Kedidi, dan Tari Samber Kelayang Putih. Selain itu, acara inti juga meliputi Pembacaan Titang Tue Doa Sekampung, Sajian Buk Idang oleh lima dusun, serta Doa Bersama yang dikenal dengan nama Ketupat Lepas.
Doa ini bertujuan untuk mengharapkan keberkahan atas hasil tani dan perikanan yang menjadi mata pencaharian utama masyarakat setempat.
Tak hanya budaya dan doa bersama, acara tersebut juga diwarnai dengan Festival Ekonomi Kreatif yang melibatkan kuliner lokal dan operasi pasar murah.
Festival ini dihadirkan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui produk-produk lokal.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Babel Perkuat Strategi Media Sosial Demi Citra Positif
Rahmat Feri Pontoh, yang mewakili Kepala Kanwil Kemenkumham Babel Harun Sulianto, dalam sambutannya mengungkapkan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan acara tersebut.
Menurutnya, kegiatan seperti Titang Tue Doa Sekampung sangat penting untuk memperkuat identitas budaya daerah.
"Tradisi seperti ini wajib untuk dilestarikan karena menjadi bagian dari kekayaan budaya bangsa yang harus dijaga dan dipelihara," ujarnya.
Rahmat Feri Pontoh juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Bangka dapat mengusulkan tradisi ini ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual agar mendapatkan perlindungan sebagai ekspresi budaya tradisional yang berharga.
BACA JUGA:Kakanwil Kemenkumham Babel Lantik 5 Pejabat Non Manajerial, Tekankan Integritas dan Inovasi
Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Aksan V Isyawan, Sekda Kabupaten Bangka Tony Marza, Budayawan Babel Akhmad Elvian, serta Ketua Lembaga Adat Melayu Provinsi Babel, Prof. Dr. Bustami Rahman.