Masih kata Zulfikar, mengenai kasus stunting masih ada di Kabupaten OKI sebenarnya banyak faktor. Meskipun pencegahan telah dilakukan.
BACA JUGA:Henky Putrawan Tekankan Efisiensi Anggaran dan Ketahanan Pangan untuk Cegah Stunting di Muara Enim
BACA JUGA:PALI Terima Penghargaan Penurunan Angka Stunting dari BKKBN Sumsel
Faktor penyebab masih adanya kasus stunting di Kabupaten OKI adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk membawa anaknya ke posyandu.
"Untuk posyandu padahal ada di desa-desa dan kelurahan. Tetapi orang tua tidak mengunjungi untuk kesehatan anak," ucapnya.
Termasuk, ada orang tua terkadang bantuan makanan yang berikan untuk anak, dimakan oleh anak-anak lainnya yang masih dalam satu keluarga.
Sementara itu, Pj Sekda OKI Muhammad Refly mengatakan, pihaknya meminta bantuan semua pihak agar kasus stunting di OKI ini bisa segera diatasi.
BACA JUGA:Tekan Angka Stunting, Pemkot Palembang Luncurkan Dapur Sehat
BACA JUGA:Cegah Stunting, ASOHI Sumsel Ajak Anak Konsumsi Ayam dan Telur di Sekolah
Maka dengan begitu, berkomitmen dalam membantu menyukseskan program percepatan penurunan stunting Kabupaten OKI.
Yaitu melalui Program Cegah Stunting Tingkatkan Kualitas Keluarga Berencana bisa berjalan mulus.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) menunjukkan komitmen yang kuat untuk memerangi stunting di wilayahnya. Hal ini dibuktikan dengan berbagai upaya yang telah dilakukan.
Peluncuran Intervensi Serentak Pencegahan Stunting oleh Pemkab OKI merupakan langkah strategis dalam memerangi stunting di wilayahnya. Program ini menargetkan layanan kepada 9.132 Ibu Hamil, 61.804 Balita dan 234.886 Calon Pengantin.
BACA JUGA:Dukung Penurunan Stunting di Kota Palembang, Pelindo Salurkan Bantuan untuk Balita
BACA JUGA:Pemkab Banyuasin Lakukan Inovasi Sedulang Sekanti, Upaya Penurunan Kemiskinan Ekstrem dan Stunting
"Kegiatan intervensi serentak ini merupakan upaya pemerintah dalam menurunkan Prevalensi Stunting di wilayah Kabupaten OKI," ujar Pj Sekda OKI M Refly launching Intervensi Serentak.