Wujudkan Asta Cita, 1.042 Kilometer Jalan Tol Trans Sumatera Terapkan Inovasi Digital
SUMEKS.CO - Menutup tahun 2024, PT Hutama Karya (Persero) mencatatkan sejumlah capaian strategis di bidang infrastruktur.
Capaian ini sejalan dengan Asta Cita poin ketiga yakni melanjutkan pengembangan infrastruktur.
Pencapaian utama tersebut meliputi bertambah panjangnya Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), yang kini telah menghubungkan delapan provinsi dan menjadi bagian penting dalam membuka akses ke kawasan ekonomi dan simpul transportasi, diselesaikan dan diraihnya sejumlah proyek penting, hingga inovasi teknologi digital.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto menyampaikan, bahwa Hutama Karya mengakhiri tahun 2024 dengan pencapaian yang luar biasa, baik dari perolehan kontrak baru hingga proyek yang selesai.
BACA JUGA:Periode Libur Nataru 2024/2025 Berakhir, Tercatat 2,2 Juta Kendaraan Melintas di Tol Trans Sumatera
"Per Desember 2024, nilai kontrak yang diraih tercatat mencapai Rp 34,84 triliun, lebih tinggi 17 triliun melampaui target target RKAP sebesar Rp 28,91 triliun," ujarnya, Rabu, 8 Januari 2025.
Kontrak tersebut didominasi oleh sektor jalan dan jembatan yang mencakup 84,39 persen dari total kontrak, diikuti oleh sektor Sumber Daya Air (SDA) sebesar 7,83 persen, serta sektor Gedung yang menyumbang 3,96 persen.
Lebih rinci, Budi menambahkan bahwa Hutama Karya meraih beberapa kontrak strategis, antara lain Pembangunan Budidaya Udang Terintegrasi senilai Rp 7,11 triliun dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) antara Adhi-HK-Minarta pada 31 Januari 2024, dan Proyek Pembangunan Gedung Jampidsus senilai Rp 318 miliar.
Di sisi lain, perusahaan juga menorehkan prestasi besar dengan meraih proyek dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yakni Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim melalui konsorsium HK-HKI dengan biaya investasi sebesar Rp 3,3 triliun.
BACA JUGA:122.198 Kendaraan Melintas di Tol Trans Sumatera Saat Perayaan Tahun Baru 2025
Selain itu, perusahaan juga ditunjuk sebagai pemenang atas BUP KPBU Proyek Pembangunan Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) di Provinsi Sumatra Barat. Kedua proyek KPBU ini menggunakan skema Design, Build, Finance, Operate, Maintain, and Transfer (DBFOMT).