BACA JUGA:Self-Care di Tengah Liburan Akhir Tahun 2024: Ide Relaxing Vacation Ala Gen Z
FOMO (Fear of Missing Out):
Gen Z hidup di era di mana peluang baru selalu tampak dekat, baik dalam karier, pertemanan, maupun romansa.
Ketakutan akan melewatkan sesuatu yang lebih baik sering membuat mereka ragu untuk mengunci diri dalam hubungan yang terikat.
HTS dianggap solusi fleksibel, memungkinkan mereka tetap terhubung dengan seseorang tanpa kehilangan kesempatan mengeksplorasi hubungan lain.
BACA JUGA:Packing Ala Gen Z: Barang Wajib Biar Liburan Akhir Tahun Makin Estetik dan Praktis
Tekanan Sosial:
Lingkungan sosial juga memainkan peran besar dalam tren HTS.
Banyak Gen Z merasa dorongan untuk hidup lebih bebas dan tidak terikat oleh norma tradisional, termasuk dalam hubungan.
Label seperti "toxic" terhadap hubungan yang terlalu menuntut atau ketat sering mendorong mereka untuk menjauhi komitmen.
BACA JUGA:Tren Journaling untuk Self-Healing: Cara Terhits Gen Z Kelola Emosi dengan Praktis
BACA JUGA:Tren Self-Care Ala Gen Z: Tips Sederhana dan Fleksibel Biar Mood Tetap Oke Seharian
Akibatnya, hubungan tanpa status menjadi jalan tengah yang dianggap ideal untuk tetap terhubung tanpa merasa terikat.
Meski hubungan tanpa status menawarkan kebebasan, bukan berarti fenomena ini tanpa risiko.
Ketidakjelasan dalam HTS bisa memicu konflik emosional yang berdampak pada kesehatan mental.