Respons Publik di Media Sosial
Kejadian ini dengan cepat menjadi perhatian publik, terutama di media sosial.
Banyak warganet mempertanyakan tindakan prajurit TNI yang seharusnya melindungi rakyat, bukan malah menyerang.
Beberapa akun mengungkapkan kekesalan dan kekecewaan mereka terhadap institusi TNI.
“Tidak ada asap tanpa api, pasti ada motifnya,” tulis akun @RTN di Twitter.
Akun @garam4420 mempertanyakan kesetiaan TNI terhadap rakyat dengan cuitan sarkastik, "TNI bersama rakyat, ang ang ang..."
Namun, ada pula warganet yang meminta agar kasus ini segera diselesaikan dengan adil.
"Penjarakan oknum yang terlibat," cuit akun @dimas. Di sisi lain, sejumlah akun mempertanyakan mengapa jumlah pelaku yang diperiksa hanya 33 orang, padahal berdasarkan laporan awal, sekitar 100 prajurit terlibat dalam penyerangan tersebut.
BACA JUGA:Oknum TNI Timbun Puluhan Ribu Liter BBM Ilegal di Gudang Banyuasin
Kodam I Bukit Barisan Berkomitmen Menegakkan Disiplin
Kodam I Bukit Barisan berjanji untuk bertindak tegas agar insiden ini tidak terulang lagi di masa depan.
Hasan juga menegaskan pentingnya penanaman kembali nilai-nilai sumpah prajurit di seluruh jajaran Kodam.
"Kami akan melakukan evaluasi menyeluruh dan menanamkan kembali sumpah prajurit agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi," pungkasnya.
Hingga kini, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan oleh Pomdam I Bukit Barisan.
Hasan memastikan proses hukum akan dilakukan dengan transparan dan masyarakat diharapkan terus mengawal perkembangan kasus ini.
Insiden penyerangan yang melibatkan prajurit TNI di Desa Selamat menjadi tamparan keras bagi institusi militer yang selama ini dikenal dengan semboyan "bersama rakyat".