Ketika berbagai kecemasan dan kekhawatiran menumpuk, menuliskannya di atas kertas atau layar bisa memberi kelegaan tersendiri.
Aktivitas ini seolah menjadi bentuk pelepasan, di mana setiap kata yang tertuang membantu mengurangi tekanan yang sebelumnya terpendam.
Dengan begitu, pikiran menjadi lebih ringan dan fokus pun bisa lebih mudah dialihkan ke hal-hal yang lebih positif.
Selain itu, journaling mendukung proses refleksi diri, memperdalam pemahaman atas emosi yang sering kali sulit dipahami.
BACA JUGA:Pilihan Sunscreen Terbaik untuk Gen Z Saat Running
BACA JUGA:Tren Lari Bisa Jadi Bumerang! Kenali Kesalahan Umum di Tren Running Gen Z
Menuliskan pengalaman dan perasaan memungkinkan setiap individu mengenali pola emosi dan pikiran yang muncul, sehingga lebih mudah memahami reaksi terhadap situasi tertentu.
Melalui refleksi ini, pemahaman diri semakin terasah, membantu melihat masalah atau emosi dari sudut pandang yang lebih jernih.
Manfaat lain yang tak kalah penting adalah kebiasaan positif yang terbentuk melalui konsistensi journaling. Dengan meluangkan waktu setiap hari untuk menulis, kebiasaan merawat diri menjadi lebih berkelanjutan.
Kegiatan ini bukan hanya membantu mengelola emosi sesaat, tetapi juga menanamkan disiplin dalam merawat kesehatan mental secara rutin.
BACA JUGA:TOP! 5 Sepatu Running Kekinian untuk Gen Z: Siap Tampil Keren di Musi Run Sumeks 2024
BACA JUGA:Fenomena Jam Koma pada Gen Z Ternyata Bisa Dibasmi dengan Salah Satu Produk Eskrim, Kok Bisa?
Di tengah segala tuntutan dan dinamika hidup, journaling menjadi cara sederhana namun berdampak besar bagi Gen Z dalam menjalani keseharian dengan keseimbangan emosi yang lebih baik.
Memulai journaling untuk self-healing sebenarnya cukup sederhana dan bisa dilakukan secara bertahap.
Salah satu cara praktis adalah dengan meluangkan waktu singkat, mulai dari 5 hingga 10 menit per hari.
Durasi ini cukup untuk membantu membangun kebiasaan tanpa terasa memberatkan, sehingga journaling bisa menjadi bagian dari rutinitas harian dengan mudah.