Namun, kiprah HBR Motik tidak hanya terbatas pada dunia usaha.
Beliau juga aktif dalam kegiatan organisasi, terutama dalam memperjuangkan hak-hak pedagang pribumi.
Pada masa pendudukan Jepang, HBR Motik mendirikan Persatuan Warung Bangsa Indonesia (PERWABI) yang berfungsi untuk membantu pedagang kecil Indonesia dalam menghadapi persaingan dengan pedagang asing.
Mendirikan Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE)
Pada tahun 1945, di tengah situasi yang penuh gejolak pasca kemerdekaan, HBR Motik bersama sejumlah pengusaha dan pakar ekonomi mendirikan organisasi Persatuan Tenaga Ekonomi (PTE).
Organisasi ini bertujuan untuk memperkuat posisi pengusaha pribumi dalam menghadapi dominasi ekonomi asing.
Pada tahun 1946, HBR Motik diangkat sebagai Ketua PTE, yang kemudian berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional yang turut mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
BACA JUGA:TRAGIS! Kepala Pahlawan Nasional ini Jadi Pajangan Museum, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing
BACA JUGA:Soeharto Sastrosoeyoso, Kakek dari Istri Bupati Ogan Ilir Dapat Gelar Pahlawan Nasional
Sebagai Ketua PTE, HBR Motik berperan aktif dalam mengorganisir bantuan bahan makanan dan kebutuhan pokok bagi para pejuang kemerdekaan yang bertempur melawan pasukan Belanda, terutama di wilayah Kerawang-Bekasi.
Kontribusi ini menjadi sangat penting dalam menjaga semangat juang para pemuda Indonesia pada masa revolusi.
Aktivitas di Bidang Politik dan Sosial
Selain bergerak di bidang ekonomi, HBR Motik juga terlibat aktif dalam politik. Beliau diangkat menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
KNIP, cikal bakal Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di masa awal kemerdekaan.
Pada masa Orde Baru, beliau juga menjabat sebagai anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) dari unsur pengusaha.
Di bidang sosial, HBR Motik adalah salah satu inisiator pembangunan Masjid Sunda Kelapa di Menteng, Jakarta.