Perjalanan hidup Kol H Barlian yang menginspiraasi generasi saat ini--
Meskipun demikian, perjalanannya di Bandung tak berlangsung lama, karena pada tahun 1942, pecah Perang Asia Timur Raya.
Barlian sempat menjalani pelatihan pegawai di Shonan Koa Kunrenzjo di Singapura, lalu kembali bekerja di kantor Residen Bengkulu sebagai calon wedana pada 1943.
Di tahun-tahun itulah jiwa nasionalisme Barlian semakin kuat, hingga akhirnya ia turut berjuang demi kemerdekaan Indonesia.
Barlian Pahlawan Asal Sumatera Selatan
Nama Kolonel Barlian diabadikan di berbagai tempat sebagai penghormatan atas jasanya dalam perjuangan kemerdekaan.
BACA JUGA:Delapan Pahlawan yang Namanya Diabadikan Sebagai Nama Jalan di Kota Palembang
BACA JUGA:Palestina Abadikan Shireen Abu Akleh, Wartawan yang Dibunuh Israel Jadi Nama Jalan
Di Kabupaten Lahat, monumen patung Kolonel Barlian berdiri megah di desa Masam Bulau, Kecamatan Tanjung Sakti Pumi, sebagai simbol penghargaan masyarakat atas perjuangan sang pahlawan.
Di Palembang, nama Kolonel Barlian pun diabadikan sebagai nama jalan utama.
Tokoh yang banyak berjasa ini menjadi panutan bagi generasi penerus, tak hanya di Sumatera Selatan, tetapi juga di Bengkulu, di mana sebagian besar masa mudanya ia habiskan.
Perjalanan Hidup dan Pernikahan
Kolonel Barlian menikahi Suwela Bachsir, seorang perempuan asal Manna, Bengkulu Selatan, pada 15 Juni 1946.
Suwela, yang lahir pada 14 Agustus 1928, merupakan anak dari pasangan Demang Bachsir bin Abdul Haris dan Hj. Halimah binti Tubagus Hasbullah Sastraatmadja.
Bersama Suwela, Barlian dikaruniai sepuluh anak: Poppy Ferial, Emir Feisal, Syah Rizal, Lydia Leili, Riza Ridwan, Dina Emeralda, Delia Devi, Mona Magnolia, Fil Athur, dan Fathir Haris. Kehidupan keluarga yang harmonis dengan anak-anak yang berhasil ini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang mengenal mereka.
Kecelakaan Tragis Garuda Indonesia Penerbangan 150