Dampak Lingkungan: Pencemaran Merkuri dan Sianida
Aktivitas penambangan ilegal ini telah menimbulkan dampak serius bagi lingkungan sekitar.
Penggunaan bahan kimia berbahaya seperti merkuri dan sianida dalam proses pengolahan emas tidak hanya merusak tanah, tetapi juga mencemari aliran sungai yang menjadi sumber air bagi penduduk sekitar.
Limbah merkuri yang dibuang sembarangan menyebabkan matinya ternak warga secara mendadak. Selain itu, banyak warga kini harus membeli air dari kota karena sumur mereka tidak lagi aman untuk dikonsumsi.
Tiga sapi milik peternak di Dusun Wamsaid, Desa Dava, Kecamatan Waelata, dilaporkan mati mendadak setelah diduga menelan air yang terkontaminasi limbah merkuri dari tambang Gunung Botak.
Peristiwa ini menunjukkan betapa besar dampak merkuri terhadap ekosistem lokal, termasuk keberlangsungan hidup ternak dan tanaman.
Desakan Masyarakat untuk Tindakan Tegas
Situasi ini mengakibatkan keresahan masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Botak. Beberapa desa, seperti Desa Kaki Air dan Desa Dava, sangat terdampak oleh aktivitas tambang ilegal ini.
Banyak warga di desa-desa tersebut mengeluhkan pencemaran air sungai dan sumur yang memaksa mereka mengeluarkan uang tambahan untuk membeli air bersih dari kota.
Raja Kaiely, Abdullah Wael, mengimbau pihak berwenang untuk segera mengambil langkah tegas dalam menindak para pengusaha atau cukong yang diduga terlibat dalam distribusi bahan kimia berbahaya tersebut.
"Pemerintah, polisi, dan TNI harus segera bertindak menangkap para cukong merkuri dan sianida yang meresahkan warga," tegas Wael.
Beliau menambahkan bahwa masyarakat setempat, khususnya mereka yang hidup dari perikanan, sangat terpengaruh oleh limbah yang mencemari laut dan mengancam keberlanjutan lingkungan di Pulau Buru.