Sanksi Komite Disiplin PSSI: Awalnya, Komite Disiplin memberikan sanksi berupa larangan menyelenggarakan pertandingan dengan penonton selama empat pertandingan saat menjadi tuan rumah, serta denda sebesar Rp10.000.000,-.
Keputusan Komite Banding PSSI: Komite Banding memutuskan untuk mengubah sanksi ini menjadi larangan menyelenggarakan pertandingan dengan stadion yang sepenuhnya tertutup tanpa penonton selama dua kali pertandingan saat Persiraja Banda Aceh menjadi tuan rumah.
Denda sebesar Rp10.000.000,- tetap diberlakukan tanpa perubahan.
Komite Banding PSSI berharap bahwa keputusan ini akan mendorong panitia pelaksana untuk lebih memperhatikan aspek keamanan dan ketertiban dalam setiap pertandingan yang digelar, guna memberikan pengalaman yang aman dan nyaman bagi penonton.
3. Iswahyudi (Ofisial Tim Persiraja Aceh)
Pelanggaran: Iswahyudi, salah satu ofisial Tim Persiraja Aceh, terbukti melakukan tindakan yang memicu kebencian dan kekerasan.
Pelanggaran ini dinilai sangat serius karena dapat merusak citra sepak bola dan mempengaruhi moralitas tim dan pendukung.
Sanksi Komite Disiplin PSSI: Komite Disiplin PSSI sebelumnya menjatuhkan skors selama 12 bulan bagi Iswahyudi untuk tidak berpartisipasi dalam aktivitas pertandingan, serta denda sebesar Rp37.500.000,-.
Keputusan Komite Banding PSSI: Setelah meninjau kembali keputusan ini, Komite Banding memutuskan untuk memperbaiki sanksi tersebut menjadi larangan untuk berpartisipasi dan terlibat dalam segala aktivitas sepak bola selama 12 bulan, sejak keputusan diterbitkan, dengan denda yang dikurangi menjadi Rp25.000.000,-.
Sanksi ini diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang terlibat dalam sepak bola Indonesia agar selalu menjaga etika dalam bertindak, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Hasil sidang Komite Banding PSSI pada 24 dan 25 Oktober 2024 menegaskan komitmen PSSI untuk menjaga kedisiplinan dan integritas dalam sepak bola nasional.
Penyesuaian beberapa sanksi diharapkan dapat memberikan keadilan dan kepastian hukum bagi semua pihak yang terlibat, sekaligus sebagai upaya perbaikan terhadap sistem pengawasan dan pelaksanaan disiplin dalam sepak bola Indonesia.
Komite Banding menegaskan bahwa pelanggaran terhadap disiplin dan keamanan selama pertandingan tidak akan ditoleransi dan siap untuk memberikan sanksi yang tegas.
Keputusan ini menjadi peringatan bagi seluruh klub, panitia pelaksana, pemain, dan ofisial untuk senantiasa menjaga perilaku dan tanggung jawab masing-masing.
Sepak bola sebagai olahraga yang digemari banyak masyarakat harus tetap menjunjung tinggi nilai sportivitas, keamanan, dan kenyamanan demi menciptakan lingkungan yang positif di dunia sepak bola Indonesia.